KUNCI SUKSES BISNIS BERKAH: Rahasia Kcunk Motor Kelola Ribuan Unit Kendaraan dengan Prinsip Anti Riba & Kejujuran
Suryono Hadi Pranoto: Bangkit dari Kejatuhan, Membangun Berkah Tanpa Riba
Kisah ini bukanlah sekadar cerita sukses biasa; ia adalah saga nyata tentang ketahanan, prinsip teguh, dan keyakinan mutlak pada pertolongan Ilahi. Kita akan menyelami perjalanan hidup Bapak Suryono Hadi Pranoto, pendiri K-cunk Motor, yang telah membuktikan bahwa kejatuhan terdalam seringkali merupakan pondasi bagi kebangkitan yang paling agung.
Kisah Pak Suryono yang diceritakan dalam saluran youtube PecahTelur adalah pengingat bagi kita semua, bahwa sebesar apa pun ujian hidup, selama kita tetap berpegang teguh pada nilai kebenaran, bersungguh-sungguh, dan tidak melanggar prinsip kejujuran, Allah akan cukupkan segala keperluan kita. Ia membuktikan bahwa bisnis tidak melulu soal mencari kekayaan dunia, tapi bagaimana membangun usaha yang membawa keberkahan untuk dunia dan akhirat.
Titik Nol: Kisah Kiamat Kecil Tahun 2010
Bapak Suryono Hadi Pranoto, yang kini menjadi figur inspiratif di dunia jual beli mobil, mengenang tahun 2010 sebagai "kiamat kecil" dalam hidupnya. Masa itu adalah palung terendah, di mana badai cobaan datang beruntun, menghancurkan segalanya.
Jatuh dari Berbagai Bisnis
Sebelum K-cunk Motor, Pak Suryono sudah berkecimpung di berbagai bidang. Di usia 20-an, ia terlibat dalam bisnis penyaluran tenaga kerja, mulai dari PJTKI ke Taiwan hingga mengirim pekerja ke Kalimantan untuk perkebunan sawit. Ayahnya adalah seorang tukang guli dan penggali batu marmer, dan ibunya membuat anyaman bambu sambil mencari rosok—pekerjaan yang serba keras, mengajarkan arti perjuangan sejak dini.
Ia pernah mencoba peruntungan sebagai bakul durian di Tulungagung, berdagang cengkeh, hingga akhirnya menyalurkan hobi di bidang otomotif. Awalnya, ia berjualan sepeda motor sejak 2007, lalu beranjak ke mobil pada 2009. Namun, ketiadaan pengalaman dan akses pemasaran yang saat itu masih mengandalkan tatap muka dan telepon, membuat usahanya rentan.
Jebakan Riba dan Kehancuran
Kebangkrutan fatal di tahun 2010 bermula dari keputusannya meminjam uang dari bank untuk mengembangkan usaha mobil. Minimnya pengalaman di bisnis mobil, ditambah lesunya penjualan, membuat bunga pinjaman terus berjalan.
"Dulu saya memberanikan pinjam hutang di bank bangun bensional akhirnya malah membuat saya bangkrut karena bunga terus berjalan sedang mobil penjualannya lemah, malah kita mengalami fase bangkrut di situ," kenangnya.
Semua aset habis terjual, bahkan motor satu-satunya pun lenyap. Ia terlilit utang puluhan juta, yang pada saat itu adalah jumlah yang sangat besar. Tak hanya materi, cobaan terbesar juga datang dari sisi pribadi. Sang istri pertama yang sempat membantunya memodali usaha dari hasil kerjanya di Taiwan, akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mendampinginya karena tekanan ekonomi yang luar biasa.
"Saya yo wis batang karah, wis apao tapi utang okeh piye lah anu piye lek bangun wis duwe opo-opo bojomu pisan bingung itu makanya saya bilang di tahun 2010 itu benar-benar kiamat kecil saya," ucap Pak Suryono, mengenang masa-masa penuh hinaan dan keputusasaan.
Perjalanan ke Taiwan: Membayar Utang dan Menemukan Pencerahan
Di tengah keterpurukan, Pak Suryono bertekad bangkit. Ia mendapatkan modal seadanya, dengan memohon pinjaman dari sana-sini, untuk pergi ke Taiwan, menyusul dan berharap bisa memperbaiki keadaan dengan istrinya, serta mencari pekerjaan. Mencari pinjaman $25 juta (uang kala itu) saat posisi bangkrut bukanlah hal mudah, "Siapa yang percaya? Kalau sudah kaya orang banyak yang percaya sama saya kan. Kalau bangkrut siapa yang percaya?"
Melunasi Utang dengan Keringat
Di Taiwan, Pak Suryono bekerja di pabrik lem di Tainan. Gajinya di sana dipotong untuk melunasi pinjaman di Indonesia. Dengan gigih, ia bekerja keras dan menabung, mengirimkan uang setiap bulan.
"Alhamdulillah dalam 1 tahun 2 bulan saya lunas utang-utang saya diumah. 1 tahun 3 bulan kalau tidak salah," ujarnya. Setelah lunas, ia masih bekerja sekitar 7-8 bulan lagi untuk mengumpulkan modal baru. Sekitar dua tahun lebih di Taiwan, ia berhasil mengumpulkan modal sekitar $50 juta.
Belajar Bisnis dan Menghindari Riba
Di Taiwan, Pak Suryono tidak hanya bekerja, tetapi juga belajar. Ia memanfaatkan internet yang saat itu mulai berkembang untuk mempelajari pasar jual beli mobil, khususnya melalui OLX, Berniaga, dan Toko Bagus. Ia belajar dari mandor-mandornya cara mengenali kualitas mobil, membedakan cat orisinal, hingga anatomi mobil yang bagus.
Pengalaman kebangkrutan karena riba menjadi pelajaran yang sangat mahal. Di sana, ia bertekad, "Sejak saya mengalami kebangutan dulu... gak ada nama Suryono Hadi Pranoto di bank. Gak ada."
Tekad ini muncul dari keyakinannya pada firman Allah, "Yamullah sedekah." Bahwa harta yang berlimpah tidak datang dari bank, melainkan dari keberkahan sedekah dan menjauhi riba.
Titik Balik 2013: Lahirnya K-cunk Motor dan Prinsip Kejujuran
Dengan modal $50 juta yang dibawa pulang dari Taiwan pada akhir 2013, Pak Suryono kembali ke Indonesia dan memulai kembali dari nol, dengan prinsip yang berbeda total: tanpa riba dan berbisnis dengan kejujuran.
Awal Mula K-cunk Motor
Modal pertamanya dibelikan mobil Timor seharga $33 juta. Ia membersihkan mobil itu, memolesnya, memotretnya dengan bagus, dan mengunggahnya ke internet. Penjualan pertama berhasil, laku $37 juta. Untung $4 juta.
"Oh ternyata internetnya payu ya... Payu cari lagi," katanya.
Dari sana, roda bisnis mulai berputar. Ia menjual lagi, membeli lagi, dan keuntungan pun terus berlipat. Dari satu mobil, menjadi dua unit (Forsa dan Katana). Ini adalah cikal bakal K-cunk Motor yang dibangun atas dasar kepercayaan dan kejujuran.
Prinsip hidupnya kini selaras: "Ngejar dunia yo banter tapi akhirat yo kudu luwih banter." Ia menyadari bahwa kekayaan duniawi harus dipersiapkan, tetapi persiapan menghadapi kematian dan akhirat jauh lebih penting. Inilah yang mendorongnya untuk berhijrah total di tahun 2015.
Hijrah Total: Pilar Bisnis Berkah K-cunk Motor
Tahun 2015 bukan hanya titik balik bisnis, melainkan titik balik spiritual. Pak Suryono memilih untuk meninggalkan masa lalunya yang penuh kenakalan, termasuk meminum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang yang sempat membuat penyakit lambungnya akut dan membuatnya muntah-muntah selama setahun.
Saat sakit parah di tahun 2015, ia memohon kesembuhan kepada Allah dengan janji untuk merubah hidup. Proses hijrahnya tidak instan, ia belajar agama secara mendalam selama hampir 4 tahun, mendalami Islam.
Ia memegang teguh nasihat gurunya: "Ibadah itu harus dipaksakan." Mulai dari rutinitas salat berjamaah hingga kini menjadi kebiasaan.
Teguh di Atas Prinsip Anti-Riba
Pak Suryono membuktikan bahwa bisnis besar dapat dibangun tanpa sepeser pun utang bank. "Kan sudah jelas ayatnya... Dalil-dalilnya kan sudah banyak itu. Masa kita gak percaya sama Tuhan sang pencipta alam, sang pemberi rezeki," tegasnya, merujuk pada ayat yang menjelaskan perumpamaan orang yang menginfakkan harta di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai.
Ia menolak keras meniru hukum kapitalis yang mengandalkan tabungan, tetapi menerapkan ajaran Islam: Sedekah pangkal kaya.
Sedekah dan Zakat Miliaran: Wujud Syiar
K-cunk Motor kini mengelola ribuan unit kendaraan. Kesuksesan ini tidak hanya diukur dari angka, tetapi dari ketaatan pada kewajiban agama, terutama Zakat Mal.
Pak Suryono mengungkapkan bahwa zakat mal K-cunk Motor mencapai miliaran setiap tahunnya, konsisten, dan penyalurannya dapat dicek oleh karyawannya. Ia juga rutin bersedekah dan berjuang untuk kemanusiaan, termasuk menyalurkan bantuan ke Palestina.
Ia menekankan: Zakat adalah kewajiban yang harus diumumkan (syiar), agar menjadi inspirasi bagi pengusaha Muslim lain untuk menunaikannya. "Kita enggak akan buka di publik berapa zakat mal kita per tahun karena banyak dampaknya nanti... Pokoknya kita miliaran zakatnya konsisten," katanya.
K-cunk Motor beroperasi dengan sistem modern, mengandalkan tim untuk pembelian, servicing, hingga penjualan, tetapi intinya tetap pada prinsip Islam: Kejujuran dan Khiyar.
Larangan Memakan Harta secara Zalim
Pak Suryono melarang keras praktik bisnis yang merugikan pembeli, terutama dalam urusan Down Payment (DP). "Kita tidak menerima DP kemudian hilang gak... Memakan harta seorang muslim secara zalim itu adalah hukuman yang besar [di] Yaumul Kiamah," tegasnya.
Ia lebih memilih agar calon pembeli datang, mengecek unit secara langsung, baru melakukan DP. Bahkan jika ada yang memaksakan DP dari jauh, ia kerap mengembalikannya karena khawatir barang tidak cocok dan pembeli merasa dirugikan.
Penerapan Prinsip Khiyar
Dalam transaksi jual beli, K-cunk Motor menerapkan prinsip Khiyar (hak memilih atau membatalkan akad). Pembeli diberi waktu untuk mengecek mobil sebaik-baiknya.
Namun, ia juga tegas, jika sudah terjadi akad dan transaksi selesai, pembeli tidak bisa meminta kembali uangnya secara penuh jika membatalkan. Mereka akan melakukan negosiasi harga kembali (Nego) hingga dicapai keridaan bersama (sama-sama rida). Uang DP tidak boleh hangus. "Kita pakai hati ke hati, Mas," ungkapnya.
Visi Kepemimpinan dan Manfaat bagi Umat
K-cunk Motor tidak hanya berdagang mobil, tetapi menjadi ladang amal dan syiar agama. Pak Suryono selalu berdoa, "Ya Allah, jadikanlah saya orang yang besar nanti yang bermanfaat bagi banyak umat dan saya pengin memimpin."
Sebagai seorang pemimpin, ia memulainya dari rumah tangga, menanyakan kepada istri dan anak-anaknya: "Kamu hari ini sudah salat? Kamu hari ini sudah sedekah?"
Kisah Bapak Suryono Hadi Pranoto adalah manifestasi nyata dari kekuatan prinsip. Kejatuhan di tahun 2010 telah mengajarkannya bahwa riba adalah sumber kehancuran, dan kejujuran, sabar, serta sedekah adalah kunci pembuka pintu rezeki. Ia membuktikan, bahwa dengan menggenggam teguh nilai kebenaran dan menjadikan bisnis sebagai wasilah menuju berkah, kesuksesan dunia dan akhirat dapat diraih secara beriringan.
Sumber : Ch.ytb. PecahTelur
K-CUNK MOTOR! Dulu Bangkrut Karna Riba, Kini Punya Ribuan Mobil & Ratusan Motor
Reviewed by arcomedia.pro
on
Oktober 24, 2025
Rating:





Tidak ada komentar: