Kisah Inspiratif Bisnis Mela Dwi Amalia, Sukses Merangkai Mimpi dari Nol Rupiah mendirikan Zame Furniture

Tawa renyah dan senyum ramah menyambut siapa pun yang berinteraksi dengannya. Namun, di balik sosok penuh semangat itu, tersimpan kisah perjuangan seorang Mela Dwi Amalia, pendiri sekaligus pemilik Zame Furniture, yang bertransformasi dari seorang guru honorer tanpa gaji menjadi pengusaha sukses dengan 68 karyawan dan omzet fantastis. Kisahnya adalah bukti nyata bahwa keterbatasan modal bukanlah halangan untuk merangkai mimpi, melainkan tantangan yang memantik kreativitas dan ketekunan.

Mela Dwi Amalia

Dari Papan Tulis ke Ujian Hidup

Setelah menamatkan kuliah di Tasikmalaya, Mela berkeinginan kuat untuk bekerja di kota tersebut. Namun, realitas berkata lain. Tujuh bulan mencari pekerjaan tak kunjung membuahkan hasil, hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kampung halaman di Pangandaran dan memulai karier sebagai guru honorer di salah satu sekolah.

Namun, mengajar ternyata membawa ujian tersendiri. “Kurang lebih sekitar 6 bulan aku itu enggak dibayar,” kenang Mela. Ia hanya datang mengajar dengan motivasi dan dorongan dari ibunda. "Enggak apa-apa enggak dibayar, kamu nikmatin aja setiap prosesnya, kamu bisa mendapatkan banyak hal," itulah pesan yang selalu menguatkannya. Walaupun minim secara finansial, Mela mengambil hikmah: ia bisa mengaplikasikan ilmu kuliahnya dan bertemu dengan banyak orang.

Tekanan dan Larangan Berjualan di Sekolah

Tuntutan hidup dan kebutuhan membuat Mela berpikir keras mencari tambahan penghasilan. Ia memutuskan untuk berjualan kerupuk yang digorengnya sendiri selepas mengajar, melatih ekstrakurikuler, dan memberikan les Matematika. Rutinitasnya padat: pulang malam setelah Isya mulai menggoreng, dan sebelum subuh sudah packing 200 hingga 250 bungkus untuk diantar ke koperasi sekolah menggunakan motor. Kerupuknya laris manis, bahkan sehari bisa terjual habis.

Namun, ketika usahanya mulai nyaman, pihak sekolah tiba-tiba melarangnya berjualan. Mela, yang merasa berjualan di koperasi tidak mengganggu aktivitas sekolah, sempat memohon agar larangan itu dicabut demi income tambahan. Respons yang ia terima justru menusuk, namun kelak menjadi motivasi terbesar.

“Kamu kalau misalkan pengin uang yang banyak, kamu jangan di sini katanya, kamu kerja keluar cari perusahaan yang gajinya gede,” tiru Mela mengingat kata-kata pihak sekolah kala itu.

Mela mengaku sampai menangis mendengar kalimat tersebut. Namun, Masya Allah, kata-kata yang awalnya menyakitkan itu justru menjadi api motivasi yang membakar semangatnya untuk mencari jalannya sendiri.

Zame Furniture

Titik Balik dan Kelahiran Zame Furniture

Tak lama setelah larangan berjualan, Mela hamil. Kehamilan yang sulit membuatnya harus bedrest selama kurang lebih tiga bulan, bahkan sampai dirawat. Kondisi ini memaksanya mengambil keputusan berat: berhenti dari profesi guru honorer. Setelah kondisinya membaik, ia pun pindah, mengikuti suami ke Tasikmalaya.

Di Tasikmalaya, Mela melihat potensi besar dari lingkungan sekitar tempat tinggal suaminya yang banyak dihuni oleh pengrajin mebel. Semangatnya yang terbiasa beraktivitas penuh tak ingin berdiam diri. Mela melihat peluang.

“Aku melihat potensi... Oh kayaknya ini tertarik nih, gimana kalau ngejualin ini aja,” pikirnya saat itu.

Memulai Usaha dengan Modal Nol Rupiah

Mela memulai bisnis furniturenya dengan cara yang sangat nekat, namun brilian. Bermodalkan nol rupiah, ia mengumpulkan foto-foto sofa dari internet dan memajangnya di status BBM. Respon teman-temannya bagus, terutama karena Mela menawarkan keunggulan: bisa custom sesukamu (model, ukuran, warna, desain).

Langkah selanjutnya: beriklan di OLX. Ketika ada calon pelanggan yang datang, Mela jujur tidak memiliki barang ready stock sama sekali. Ia hanya menunjukkan foto, menjelaskan konsep custom, mengukur lokasi, dan membantu pelanggan memilih bahan. Pelanggan lantas membayar uang muka (DP).

“Benar-benar dari DP customer... istilahnya satu barang dijadikan dua barang, diputar lagi uangnya,” jelas Mela.

Uang muka dari satu pesanan digunakan untuk membuat pesanan tersebut, dan sisa keuntungannya diputar lagi untuk modal awal pesanan berikutnya. Mela dan suami benar-benar menghemat dan tidak menjajaninya sama sekali. Keuntungan murni difokuskan untuk memutar modal dan membuat barang ready stock hingga akhirnya mereka memiliki stok barang sendiri.

Zame Furniture

Jatuh Bangun Membangun Tim dan Sistem

Perjalanan awal Zame Furniture penuh perjuangan. Mela fokus membalas chat dan melayani pelanggan, sementara suaminya di bagian produksi. Awalnya, hanya ada satu karyawan yang bertugas membuat sofa.

Bahkan, proses pengiriman pun dilakukan oleh Mela dan suami sendiri. Suami menyetir mobil pinjaman (sewa) dari tetangga, dan Mela ikut menemani, bahkan ketika sedang hamil besar.

“Aku yang nganterin... Jadi turunnya barang itu aku minta tolong ke customer-nya minta digotongin dibantuin,” cerita Mela. “Aku lagi hamil besar lho, lagi hamil aku tetap ngirim-ngirim barang… Tapi aku enjoy aja gitu melakukannya, dan saya senang anggap aja jalan-jalan bukan lagi kerja,” ujarnya.

Awalnya, tim mereka hanya terdiri dari tiga orang: Mela, suami, dan satu tukang sofa. Namun, berkat ketekunan, kualitas produk custom yang menarik, dan pelayanan yang memuaskan, Zame Furniture terus berkembang.

Ekspansi dan Inovasi Bisnis

Kini, Zame Furniture telah tumbuh menjadi perusahaan yang matang. Angka penjualan yang dulunya hanya satu atau dua produk per bulan, kini mencapai 200 sampai 250 unit per bulan! Pengiriman tidak hanya di Tasikmalaya, tapi sudah keluar kota, keluar pulau, bahkan beberapa artis pun sudah memesan produk mereka.

Salah satu kunci suksesnya adalah inovasi dan upgrade ilmu. Zame Furniture sangat terbantu dengan media sosial. Mereka memanfaatkan TikTok dan platform lain, bahkan ada beberapa konten mereka yang sempat viral, yang membuat pesanan kian membludak.

Saat ini, 90% pemesanan Zame Furniture dilakukan secara online. Untuk memudahkan pelanggan, Mela meluncurkan berbagai program, seperti arisan, tabungan, dan cicilan furnitur. Hal ini mengimbangi pelanggan yang tidak bisa membeli secara tunai.

Dari satu tukang sofa, kini Zame Furniture memiliki 68 karyawan di berbagai divisi, termasuk tim produksi (sofa, kayu, kitchen set), dan tim pengiriman. Armada pengiriman pun sudah bertambah menjadi lima unit mobil. Dari tinggal bersama mertua, Mela dan suami kini sudah memiliki tempat tinggal yang lebih nyaman.

Zame Furniture

Filosofi dan Kunci Sukses Teh Mela

Mela meyakini bahwa segala capaiannya adalah buah dari doa dan ikhtiar. Salah satu kunci sukses yang selalu ia pegang teguh adalah membahagiakan orang tua.

“Kunci suksesnya membahagiakan orang tua... Selain memuliakan orang tua, kita selalu meminta doanya. Apa-apa kalau misalkan ada kayak misalkan project atau apapun aku selalu meminta doa orang tua, itu bukan hanya orang tua aku, tapi mama mertua juga sama,” tegasnya.

Selain itu, ia selalu berikhtiar, mengupayakan segala sesuatu, dan yang terpenting: selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah. Ia bahkan memiliki kebiasaan menuliskan mimpi-mimpinya setiap akhir tahun, dan bersyukur bahwa mimpi-mimpi itu kini mulai terwujud.

Bagi Mela, setiap orang memiliki ujian yang berbeda sesuai dengan kemampuannya. Pesannya bagi calon pengusaha muda sangat jelas:

“Ketika kita misalkan mulai suka terhadap sesuatu, lakukan segala sesuatunya dengan menyenangkan, enjoy, dengan ikhlas... Kalau misalkan kamu pengin belajar jualan, jualan aja dulu... jangan terlalu pesimis. Insyaallah ketika kita sudah menjalaninya dengan ikhlas, penuh dengan rasa syukur, karena ketika kita sudah maksimal berproses, serahkan hasilnya sama Allah.”

Kisah Mela Dwi Amalia dan Zame Furniture adalah cerminan dari ketangguhan, keberanian memulai dari nol, dan kekuatan doa orang tua. Ia membuktikan bahwa tantangan yang paling menyakitkan ("kamu jangan di sini kalau mau uang banyak") bisa diubah menjadi ledakan motivasi untuk mencapai kesuksesan yang jauh lebih besar.

Semoga kisah inspiratif dari Teh Mela ini bisa menjadi penyemangat bagi Anda untuk terus berani melangkah dan mewujudkan mimpi.

Kisah ini telah diceritakan pada saluran youtube Naik Kelas

Sumber : Bangun Bisnis Cuma MODAL 0 Rupiah ! Hingga Sukses Punya 68 Karyawan

Posting Komentar

0 Komentar