Cakekinianku: Konsistensi Tanpa Lelah, Kisah Rp500 Ribu yang Berubah Jadi Omzet Puluhan Juta
Cakekinianku bukan sekadar bisnis dessert biasa. Di balik nama yang kini dikenal luas, terhampar kisah perjuangan dua anak muda, Ajar Falafi dan Cica Milenia Safitri, yang membuktikan bahwa impian besar bisa dirajut bahkan hanya berbekal modal awal Rp500 ribu. Kisah mereka adalah epos modern tentang ketekunan, konsistensi, dan kekuatan strategi digital, mengubah dapur rumah menjadi pusat produksi yang kini menghasilkan omzet kotor Rp60–70 juta per bulan.
Tanpa latar belakang formal di dunia baking, mereka memulai semuanya dari nol, belajar secara otodidak dan berani mencoba. Dari hanya satu meja dan satu loyang milk crabs kue berlapis tipis hingga 20 layer, kini mereka menjual lebih dari 20 varian dessert ke berbagai kota di Jawa Timur dengan sistem jualan keliling (on the root) yang unik dan efektif.
Dari Garasi Rumah dan Hand Mixer Pinjaman: Merintis di Tengah Keraguan
Perjalanan Cakekinianku dimulai pada tahun 2022. Seperti banyak pasangan muda lainnya, Ajar dan Cica mencari cara untuk menghabiskan waktu bersama yang produktif, bukan hanya sekadar jalan-jalan. "Kan namanya orang pacaran, Kak, kalau cuma keluar aja kan bosan, ngabisin uang juga," ujar Cica. Terinspirasi dari milk crab yang viral di luar negeri, mereka sepakat untuk mencoba membuatnya.
Awalnya, prosesnya jauh dari kata mudah. Berbekal modal Rp500 ribu—yang hanya cukup untuk membeli satu meja, satu loyang, dan bahan-bahan untuk milk crab—mereka memulai trial and error yang memakan waktu sebulan penuh. Kue pertama yang mereka buat sama sekali tidak layak jual. "Awal-awalnya tuh benar-benar enggak bisa buat dimakan, karena emang otodidak kan, enggak ada basic di dunia baking atau tata boga, enggak ada," kenang Cica.
Keterbatasan modal memaksa mereka untuk bekerja ekstra keras dan kreatif. Untuk membuat whip cream yang membutuhkan waktu lama dan tenaga, mereka belum memiliki standing mixer atau mixer duduk. Mereka harus menggunakan hand mixer pinjaman dari orang tua masing-masing. Proses mengocok whip cream saja bisa memakan waktu hingga 4 jam sendiri, belum termasuk membuat adonan kulit tipisnya yang bisa memakan 3 jam, membuat mereka lupa makan. "Dulu saya sama masnya itu tidur cuman 5 jam sehari," kata Cica, menggambarkan betapa melelahkannya fase merintis ini.
Di balik semangat membara, ada keraguan yang harus mereka hadapi, terutama dari orang terdekat. Mereka sempat menyembunyikan usaha ini dari keluarga karena rasa malu dan kekhawatiran akan dicibir. Cica mengenang perkataan ibunya yang sempat kurang berkenan, "Nuk, jangan buat-buat terus. Terus nanti uangnya habis. Modalnya cuma Rp500 (ribu), Kak, dulu." Kata-kata ini sempat menyentil, namun justru memacu mereka.
Hari pertama jualan menjadi momen pembuktian pertama. Dengan modal nekat dan mental baja, mereka berhasil meraih omzet Rp480 ribu. Angka itu nyaris impas dengan modal awal, namun bagi Ajar dan Cica, itu adalah kemenangan besar. "Itu udah senang banget, karena emang pengin jualan aja, wis punya mentalnya aja dah," ujar Ajar.
Kekuatan Viral dan Titik Balik Kepercayaan Keluarga
Titik balik datang ketika Cakekinianku viral di TikTok. Produk pertama mereka, Milk Crabs—kue berlapis hingga 20 layer yang saat itu belum ada yang menjual di Tulungagung—menarik perhatian warganet. Dalam waktu dua hari setelah viral, antusiasme pembeli langsung meledak.
Momen puncaknya terjadi di Simpang Lima, Tulungagung, saat mereka masih berjualan secara mandiri.
"Pernah 13 (juta)? Rp13 juta pertama kali on the root ini Simpang Lima. Rp13 juta. Jadi 15 menit sudah habis. Antriannya sampai berapa? 15 meter," kenang Ajar, tak menyangka dengan respons luar biasa tersebut.
Antrian yang mengular hingga 15 meter, dan dagangan yang ludes hanya dalam seperempat jam, menjadi titik balik kepercayaan orang tua. Sebelumnya, orang tua hanya tahu mereka "berbuat-buat" di rumah. Setelah viral, mereka datang langsung untuk memastikan dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana anak-anaknya diserbu pembeli.
Melihat kegigihan dan kesuksesan yang nyata, keraguan berganti menjadi dukungan penuh. Orang tua Ajar dan Cica mulai saling support. Orang tua Ajar membelikan showcase kecil pertama untuk menyimpan dessert, dan orang tua Cica meminjamkan mobil Kijang tua—mobil jadul yang panas, namun sangat berjasa—untuk sistem jualan keliling (On The Root/OTR). Dukungan logistik ini tak ternilai harganya, memungkinkan Cakekinianku menjangkau lebih banyak pelanggan.
Konsistensi Kualitas dan Inovasi Jualan Keliling
Tantangan demi tantangan mereka lalui. Salah satu yang terberat adalah kenaikan harga bahan baku, terutama telur dan whip cream. Harga telur pernah menyentuh Rp30.000 per kilogram. Namun, Ajar dan Cica punya prinsip kuat: menolak menurunkan kualitas dan tetap mempertahankan harga jual stabil sejak awal.
Strategi mereka adalah menetapkan harga jual berdasarkan estimasi harga bahan baku tertinggi. "Kita jualnya itu harganya enggak kita naikin juga enggak kita turunin. Jadi dari awal kita kasih harga itu kita hitung di harga telur Rp30.000," jelas Ajar. Dengan cara ini, saat harga telur turun, margin keuntungan mereka lebih besar, dan saat harga naik, mereka masih bisa mempertahankan kualitas tanpa merugi, sambil menjaga kepercayaan pelanggan.
Selain itu, mereka juga menghadapi tudingan miring dari luar yang menyebut usaha mereka hanya didukung oleh keluarga. Rasa malu saat pertama kali berjualan di pinggir jalan juga sempat menghantui, terutama bagi Cica yang sebelumnya terbiasa dengan gaya hidup outfit dan nongkrong. "Dulu dia masih canggung... Kok kamu enggak malu jualan? Aku tanya gitu juga," kenang Ajar.
Namun, mereka memilih fokus pada usaha dan mengabaikan pandangan negatif. "Menurut saya apalah kata orang-orang, terserah menilai kita gimana, tapi yang kita fokuskan itu untuk ke depannya ya wis memikirkan apa yang kita usahakan sekarang ini," tegas Ajar.
Strategi Digital dan Jualan Keliling
Kesuksesan Cakekinianku tak lepas dari strategi digital yang cerdas dan konsisten. Mereka memanfaatkan TikTok sebagai media pemasaran utama, yang menyumbang hampir 70–80% keberhasilan mereka.
"Manfaatkan sosial media. Nah, di era sekarang ini semuanya serba digital... Jadi, kalian kalau seumpama barusan upload enggak FYP atau gimana, tetap semangat, tetap konsisten," pesan Cica.
Strategi yang mereka jalankan meliputi:
- Konsisten Upload: Mengunggah konten yang menarik pada jam-jam strategis (pagi, sore, atau malam) saat orang sedang santai.
- Edukasi dan Berbagi Ilmu: Sesekali berbagi tips membuat whip cream yang kokoh atau proses pembuatan milk crabs untuk membangun interaksi dan citra positif.
- Live di TikTok: Selalu live setiap kali melakukan jualan keliling (OTR) untuk menginformasikan lokasi dan jadwal kedatangan, biasanya pada pukul 3 sore. Peran live ini krusial untuk menarik pembeli offline dan online.
- Inovasi Produk: Tidak hanya terpaku pada milk crab, mereka terus mendengarkan feedback pelanggan dan berinovasi dengan lebih dari 20 varian dessert seperti mochi dan cheesecake. "Kita juga ditekan oleh customer. Customer juga berinovasi juga," ujar Cica sambil tertawa.
Permintaan dari pelanggan di luar Tulungagung-lah yang mendorong mereka untuk membuat sistem Jualan Keliling (On The Root). Dimulai pada awal tahun 2023, kini mereka hadir di 12 titik jualan keliling di berbagai kota, termasuk Kediri (7 titik), Nganjuk (3 titik), dan Blitar. Konsepnya sederhana: datang dengan mobil Kijang tua dan meja jualan, lalu mengumumkannya di TikTok. Antusiasme pembeli di luar kota pun luar biasa, bahkan di Blitar, mereka pernah membatasi hingga 100 nomor antrian.
Manajemen Omzet dan Spirit Mandiri
Omzet kotor Cakekinianku kini mampu menembus Rp60–70 juta per bulan. Kunci manajemen keuangan mereka adalah penyesuaian stok berdasarkan pola belanja masyarakat. "Biasanya orang gajian tanggal 1. Jadi tanggal muda itu kita banyakin stok," ungkap Ajar. Sebaliknya, pada pertengahan hingga akhir bulan, stok dikurangi menyesuaikan daya beli.
Meski omzet besar, mereka tetap memilih untuk berinvestasi kembali ke usaha, membeli peralatan seperti oven dan mixer yang lebih baik, serta menabung untuk masa depan, seperti membeli tanah. Mereka menolak berpuas diri dengan self reward berlebihan.
Dalam menjalankan bisnis, mereka berpegang teguh pada spirit mandiri yang sudah tertanam sejak kecil. Baik Ajar maupun Cica memutuskan untuk mandiri setelah lulus SMA, bahkan Cica sempat bekerja di sebuah tempat makan. Prinsip ini membuat mereka kuat saat menghadapi segala kesulitan.
Mereka juga menyadari bahwa di balik kesuksesan yang terlihat, mereka masih harus turun tangan dalam proses produksi. Dengan 20 lebih varian produk, mengendalikan kualitas dan mengelola waktu merupakan hal yang rumit, membuat mereka tetap harus terlibat langsung di dapur, yang kini didukung oleh lima staf dapur dan tiga staf penjualan.
Pesan Inspirasi: Konsistensi Adalah Kunci
Kisah Cakekinianku, yang bermula dari satu meja dan Rp500 ribu, adalah bukti nyata bahwa viral bukan hasil instan. Viral adalah hasil dari semangat, kerja keras, ketekunan, dan strategi digital yang dijalankan secara konsisten.
Ajar dan Cica menyadari bahwa di balik perjuangan, doa orang tua adalah figur dan support terbesar mereka, terutama pesan untuk tetap salat meskipun sesibuk apapun. Mereka memilih untuk fokus, bersabar, dan ikhlas saat dicaci atau dituding negatif.
Bagi mereka yang sedang merintis usaha, pesan dari owner Cakekinianku sangat jelas:
"Yang tanya-tanya mengenai gimana tips ramai, gimana tips ramai itu kalian konsisten aja ngejalanin usahanya konsisten. Terus manfaatkan sosial media... kalau seumpama barusan upload enggak FYP atau gimana, tetap semangat, tetap konsisten, pasti suatu saat kalian akan menemukan titik kesuksesan kalian."
Dari garasi rumah pun, bisnis bisa tumbuh besar. Selama ada niat, keberanian mencoba, dan konsistensi tanpa lelah, kisah sukses selanjutnya mungkin adalah kisah Anda.
Kisah ini telah diceritakan di saluran youtube PecahTelur
Sumber : Bisnis Anak Muda! Jualan Mille Crêpes, Cuma 15 Menit Langsung Habis
Kisah Cakekinianku membuktikan bahwa konsistensi dan pantang menyerah adalah kunci. Dari seluruh tantangan yang dihadapi Ajar dan Cica, momen mana yang paling menginspirasi Anda untuk berani memulai atau melanjutkan usaha Anda? berikan komentarmu.
Semoga dapat bermanfaat dan menginspirasi sahabat Arcomedia.pro
0 Komentar