Jejak Bisnis Dari OB hingga Juragan Buah 10 Cabang,

Business Journey From janitor to fruit owner with 10 branches: The story of Nurahman, a successful fruit orchard owner

Anda akan membaca kisah inspiratif Nurahman, mantan Office Boy (OB) asal Kudus yang kini menjadi juragan sukses pemilik Kebun Buah dengan 10 cabang toko dan memberdayakan lebih dari 230 karyawan, mayoritas lulusan SD-SMP. Kisah telah diceritakan pada saluran youtube PecahTelur yang mengangkat tentang keberanian, kerja keras, ketekunan, dan kemauan untuk belajar adalah kunci utama mencapai kesuksesan, bahkan dengan modal awal yang sangat minim.

Kisah Nurahman, Juragan Sukses Kebun Buah

Awal Perjuangan: Modal Rp120 Ribu dan Nol Pengalaman Buah

Nurahman, pria asal Kudus, Jawa Tengah, adalah sosok di balik sukses Kebun Buah, sebuah usaha ritel dan distribusi buah yang kini memiliki 10 cabang di Bekasi (pusatnya di Ruko Melielo 3 Blok 26B No. 9, Harapan Indah). Namun, kesuksesan ini tidak diraih dengan mudah. Jauh sebelum menjadi juragan buah, Nurahman hanyalah seorang perantau dengan segudang pekerjaan serabutan.

“Dulu aku itu pernah jadi OB pernah terus di Indomaret pernah di es krim Walls pernah Sales Yakult juga pernah gitu Pak.” Ia datang ke Jakarta dengan modal yang sangat terbatas.
“Modal kalau aku hitung ya modal yang aku berangkat dari kampung ke Jakarta Pak Rp120.000 itu tadi ongkos bis Rp80.000 sisa Rp40.000 buat makan di Jakarta.”

Usaha buah sebetulnya adalah warisan dari almarhum ayahnya. Awalnya, Nurahman sempat gengsi dan menolak untuk meneruskan pekerjaan orang tuanya, ingin membuktikan diri mengubah nasib dengan caranya sendiri. Titik balik terjadi ketika ayahnya meninggal. Nurahman menyadari bahwa gajinya di perusahaan lama tidak akan cukup untuk menafkahi ibu dan adik-adiknya yang masih kecil.

“Almarhum Bapak meninggal adik-adikku masih kecil aku lihat dulu ibuku juga nganggur adikku juga masih kecil-kecil butuh biaya kalau aku cuma gaji di perusahaan cukup buat makan sendiri Pak akhirnya tak beraniin untuk usaha buah itu tadi.”

Pada tahun 2012, Kebun Buah resmi berdiri. Uniknya, saat memulai, Nurahman sama sekali tidak memiliki gambaran bisnis buah yang jelas. Ia hanya bermodalkan keberanian dan semangat meneruskan usaha, bahkan harus banyak bertanya kepada teman-teman almarhum ayahnya untuk menyuplai buah ke Jakarta karena ia tidak tahu buah.

Titik Terendah

Titik terendah dalam hidupnya terjadi sejak SMP ketika ayahnya sakit stroke dan tulang punggung keluarga goyah, bahkan nyaris menjual rumah. Ia juga pernah merasa sangat terpuruk saat harus bekerja serabutan di bangunan dan ketika hendak menikah, ia tidak punya uang.

“Mau nikah ditanyain mertua kerja apa? Nganggur kan itu.” Janji kepada istrinya untuk tidak menyusahkannya menjadi salah satu pemicu semangatnya.
“Yang berat itu bukan ijab kabulnya tapi setelah ijab kabul ini kan tanggung jawabnya itu.”

Palu Godam Pertama: Kegagalan Menembus Supermarket dan Kerugian Ratusan Juta

Awal-awal merintis, bisnis buah ayahnya yang musiman membuat Nurahman kesulitan membuat rencana jangka panjang. Ia hanya bermain pada item-item tertentu seperti matoa, alpukat, dan jeruk bali. Ia mencoba menyuplai buah matoa ke supermarket dan alpukat ke tukang jus. Namun, jalan yang ditempuh penuh liku. Produknya sering ditolak.

“Overstock Pak permintaan sama suplai banyak suplainya jadi sampai kerugianku itu 160 juta di petani-petani Kudus. Barang enggak terjual dikirim dikirim dikirim tapi di sini enggak bisa jualan sampai numpuk utang itu Pak.”

Ini adalah titik terendah sekaligus pelajaran paling berharga. Ia belum menguasai product knowledge, cara merawat barang, atau pun mengidentifikasi market yang tepat. Alih-alih putus asa, Nurahman justru melihat masalah sebagai peluang untuk belajar.
“Setiap ada masalah di situ ada solusi, semakin gede masalahnya solusinya semakin gede dan hasilnya pasti ada.”

Nurahman, Juragan Sukses Kebun Buah

Bangkit dari Keterpurukan dengan Garansi dan Hubungan Baik

Untuk mengatasi tumpukan utang dan barang yang tidak laku, Nurahman tidak lari. Ia mengumpulkan para petani pemasoknya, menjelaskan kondisinya, dan berkomitmen untuk membayar, meski bertempo.
Kunci kebangkitannya adalah menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan berani memberikan garansi. Ia mulai mengenalkan produk matoa dari Kudus yang saat itu belum banyak pemainnya.

“Jalin hubungan baik dulu Pak dan berani ngasih garansi kalau enggak laku enggak usah bayar.”
Strategi ini berhasil. Matoa-lah yang menjadi pahlawan kebangkitannya. Setahun setelah keluar dari pekerjaan lama, di tahun 2013, Nurahman sudah mulai memasok satu ton matoa setiap hari ke semua supermarket.

Setelah matoa mapan, ia mulai memperkenalkan item lain, seperti Alpukat Muria dari Kudus. Walaupun di Jakarta saat itu yang terkenal adalah Alpukat Probolinggo, Nurahman meyakinkan pelanggan dengan kualitas tekstur Alpukat Muria yang berbeda. Pengalamannya bekerja di perusahaan memberinya mentalitas untuk selalu memberikan lebih.
“Kalau aku dulu di perusahaan yang lama dikasih soal 10 ya aku kerjain 10 sampai tak tambahin 12.”

Membangun Toko Ritel: Solusi dari Penolakan Supermarket

Meskipun sudah sukses di matoa, cobaan datang lagi. Suatu hari, suplai ke supermarket ditolak hingga 24 ton buah dalam sehari. Ini adalah jumlah yang sangat besar dan berisiko busuk.
“Mau enggak mau kan bikin toko kecil-kecilan Pak. Nah dari situ ya itu kita bisa ngerawat barang itu enggak.”

Toko kecil-kecilan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Kebun Buah. Penolakan dari supermarket justru memaksa Nurahman untuk membangun jaringan ritelnya sendiri, yang memungkinkannya mengontrol dan merawat barang.
“Posisi udah minus duluan kita, setiap ada masalah di situ ada solusi.”

Ia terus belajar karakter barang dan keinginan konsumen, mengendalikan stok, dan menjaga permintaan dan suplai (supply and demand). Item-item yang laku di supermarket kemudian di-copy-paste untuk dijual di tokonya.

Nurahman, Juragan Sukses Kebun Buah

Tanpa Pinjaman Bank, Mengandalkan Mutar Keuntungan

Hingga kini, Nurahman menegaskan bahwa Kebun Buah tidak pernah menggunakan pinjaman bank. Semua modal berasal dari memutar keuntungan.
“Dari awal aku enggak punya pinjaman bank dan enggak punya modal sama sekali... Modal awal dari kampung. Kalau selebihnya sih muterin keuntungan aja rugi untung rugi untung itu sudah biasa.”

Filosofi bisnisnya sederhana: yang penting adalah bisa mengendalikan uang orang dan barang. Petani bisa menanam tapi tak bisa menjual, maka Kebun Buah menjadi sales-nya dan mengambil sharing profit. Pelanggan butuh barang dan Kebun Buah-lah pemasok utamanya.

Kebun Buah kini memiliki tiga divisi utama:

  • Divisi Canvasing: Mengirim ke pedagang kaki lima/warung kecil (support kaki lima).
  • Divisi Toko: Toko ritel Kebun Buah (10 cabang).
  • Divisi Suplai: Suplai ke supermarket.

Untuk menjaga pelanggan ritel dan canvasing, Nurahman menerapkan garansi jika barang rugi atau kurang bagus. “Kalau sampai dia rugi kita garansi Pak... Namanya buah kan produknya beda-beda ya kadang sama-sama alpukat kemarin beli bagus besok dia beli kurang bagus Pak karena produk alam.”

Inovasi dan Sistem Manajemen: Peran Zahir

Seiring berkembangnya bisnis, Nurahman sempat mengalami kebingungan manajemen. Permintaan dan kiriman banyak, tetapi kerugian juga banyak karena lupa menghitung operasional.
“Mulai dari 2016 aku sudah mulai pakai Zahir.”

Zahir adalah sistem penjualan dan back office yang membantu Nurahman mengelola akuntansi, laporan stok, analisis, serta laporan laba-rugi dan neraca. Sistem ini mengubah cara Nurahman berbisnis dari yang awalnya hanya berdasarkan gambaran kasar menjadi berbasis data.
“Begitu ada Zahir spekulasi kita makin ningkat... history tahun lalu bisa dibaca buat history tahun ini.”

Dengan adanya sistem, ia bisa mengidentifikasi item-item fast moving dan berani melakukan spekulasi pembelian stok tanpa menunggu purchase order (PO). Sistem ini juga memungkinkan Kebun Buah untuk melakukan copy-paste model bisnis ke cabang-cabang lain dengan lebih terstruktur.

Nurahman, Juragan Sukses Kebun Buah

Filosofi Pemberdayaan: Membuka Peluang bagi Lulusan SD-SMP

Salah satu aspek paling menginspirasi dari Kebun Buah adalah komitmennya terhadap pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). Total karyawan Kebun Buah kini mencapai 230-an orang, dengan rata-rata lulusan SD-SMP dan banyak yang berasal dari daerah. Nurahman fokus pada menghilangkan rasa takut dan memberikan tantangan kepada karyawan. Ia percaya bahwa semua orang bisa belajar.
“Yang penting jangan takut sama produk-produk mati aja itu kan barang mati ngapain kita harus takut... yang penting dia berani, awalnya emang enggak bisa tapi lama-lama kan dia bisa Pak.”

Ia juga menerapkan filosofi kepemimpinan dengan memberikan tantangan baru dan empati.
“Kalau betahnya cuma dikasih gaji tok dia enggak dikasih tantangan baru mungkin dia juga lama-lama jenuh... Tapi kalau Anak SD disuruh pegang komputer itu kan bangga bisa nelepon Maknya Pak di Kampung Mak aku kerja di kantor.” Prinsip utamanya adalah pelayanan, melayani tim dan tim melayani pelanggan.

Visi Mengembangkan Karyawan dan Kaki Lima

Nurahman mendorong karyawannya untuk maju, bahkan siap memodali mereka jika ingin membuka usaha sendiri setelah dirasa gajinya tidak lagi cocok. “Kalau kamu udah bisa dan gaji enggak cocok kamu buka sendiri. Kebun Buah siap modalin barang, uang. Ini masalah pembayaran tempo enggak masalah gitu.”

Visi besarnya saat ini adalah mengembangkan para pedagang kaki lima buah. Ia ingin cash flow mereka sehat, barang mereka segar, dan mereka berani berkembang.
“Aku merasa gimana caranya kaki lima kaki lima terutama yang di Jakarta ini cash flow dia sehat, barang dia sehat, barang dia fresh sampai ke tangan pelanggan ini masih segar.”

Nurahman bahkan memberikan bantuan konkret:

  • Memberikan soket gratis (hingga 100 lebih) kepada pedagang kaki lima yang memiliki omset bagus.
  • Memodali pedagang yang bisa berjualan tetapi tidak punya modal, dengan keuntungan sepenuhnya untuk mereka.
  • Mengajari pelanggan toko yang ingin buka usaha baru, menyuplai semua barang, bahkan kepada para pensiunan.

Ia menekankan agar pedagang kaki lima tidak kalah dengan modern market seperti Alfamart atau Indomaret. Pedagang kaki lima yang setiap hari berhadapan dengan barang harusnya lebih unggul dalam skill dan konsistensi.
“Kaki lima itu jangan sampai putus asa menurutku harus berkembang Pak yang tadinya omset segini jangan puas diri harus nambah lagi naik lagi.” 

Pelajaran Paling Berharga dari Seorang OB: Konsistensi dan Fokus pada Solusi. Meski kini sukses, Nurahman yang baru berusia 38 tahun ini mengaku belum merasa sukses sepenuhnya karena masih banyak orang baru yang harus dididik dan dikembangkan. Ia terus belajar.


Nurahman, Juragan Sukses Kebun Buah

Mengelola Bisnis Buah yang Risikonya Tinggi

Bisnis buah, menurutnya, bukanlah bisnis yang mudah.“Tiap hari harus dipelajari Pak. Buah itu enggak ada yang sukses sebenarnya Pak, yang tadinya naik pun jatuhnya cepat bisa. Resikonya tinggi.”

Ia menyadari bahwa setiap detail, mulai dari cara memetik, membawa, menyuplai, menurunkan, hingga mendisplay barang, harus terus dipelajari untuk meminimalkan kerusakan. Buah yang paling sulit dikendalikan adalah Durian momennya sebentar, permintaan tinggi, tetapi jika pasokan banyak, bisa pusing cara menjualnya. “Kalau duren aja bisa kita mengendalikan apalagi item yang lain.”

Filosofi yang dipegang Nurahman yang diwarisi dari ayahnya adalah Planning, Doing, Check, Action (PDCA) dan terus berdialog dengan tim. “Kamu kalau ngikut aku terus kamu enggak berkembang. Kamu sekarang nyari barang aku yang beli barangmu.”

Pesan untuk Semua Orang

Pesan utama Nurahman bagi semua orang, terutama pedagang kaki lima:

  • Jangan sampai asal usaha. Harus ada pemilihan produk yang tepat.
  • Punya supplier yang kuat. Salah belanja menentukan langkah selanjutnya.
  • Jangan belanja di waktu lapar (terlalu ambisius). Butuh pencatatan atau data yang jelas agar cash flow sehat.
  • Bantu orang. “Selama kita bantu orang masa enggak dibantu orang sih.”

Kisah Nurahman adalah bukti nyata bahwa latar belakang tidak menentukan masa depan. Dengan konsistensi, ketekunan, dan kemauan untuk mengembangkan orang lain, seorang mantan OB bisa menjadi juragan buah sukses yang memimpin dengan empati dan visi pengembangan.

Sumber : Ch.ytb. PecahTelur
Tanpa Hutang Bank, Mantan OB Sukses Punya 10 Cabang Minimarket Buah

Komentar