Gandem Marem's Business Journey: From IDR 60,000 Capital to Magelang's Premium Abon Icon
"Kunci keberhasilan? Jujurlah. Itu kuncinya. Dari dulu, 'kan, karena jujur kita, alhamdulillah sampai sekarang sukses terus."
Pernyataan lugas dari Bapak Urip Sunaryo, pendiri Abon Gandem Marem, adalah sebuah esensi yang merangkum perjalanan bisnisnya yang penuh liku. Kisah Gandem Marem bukan hanya tentang abon sapi, melainkan sebuah epik tentang ketahanan, integritas, dan warisan keluarga yang tumbuh subur dari keterbatasan. Dalam sebuah wawancara di saluran youtube CapCapung, Mbah Urip Sunaryo mengisahakan bahwa usaha ini sudah berdiri sejak tahun 1996 di Magelang, UD. Gandem Marem telah menjelma dari usaha rumahan berskala mikro menjadi produsen abon premium yang produknya kini dicari hingga ribuan pieces setiap bulan.
Awal yang Pahit Manis: Semangat yang Tak Pernah Padam
Jauh sebelum Gandem Marem dikenal sebagai merek abon premium, hidup Urip Sunaryo sang pendiri berada dalam situasi serba sulit. Pada tahun 1989, ia adalah seorang kuli bangunan atau tukang batu, bekerja keras dengan penghasilan pas-pasan.
Tahun 1992, ia banting setir dan mencoba peruntungan dengan bekerja di sebuah pabrik abon. Sayangnya, perjalanan ini tidak berjalan mulus. Urip harus menghadapi ujian berat berupa fitnah yang datang bertubi-tubi, hingga puncaknya ia dituduh mencuri uang dan akhirnya kehilangan pekerjaan.
Dalam keterpurukan itu, alih-alih menyerah, Urip dan istri memilih bangkit. Mereka melihat peluang pada abon, makanan praktis yang dapat dinikmati masyarakat di luar momen Hari Raya Idul Adha. Dengan tekad baja dan modal yang sangat terbatas—hanya Rp60.000—mereka memulai usaha abon rumahan.
"Kita buat dari awal punya uang Rp60.000, kita buat modal pertama keliling itu pakai sepeda butut, Mas," kenang Urip Sunaryo.
Awalnya, produksi mereka sangat sederhana, hanya sekitar 3 kg per hari. Dengan bermodal sepeda tua dan kerombong, Urip Sunaryo berkeliling pasar menjajakan abon buatannya sendiri, tidak peduli cuaca panas atau dingin. Perjuangan tanpa lelah ini, didorong oleh prinsip kejujuran yang selalu ia pegang, perlahan membuahkan hasil. Dalam kurun waktu satu tahun, produksi mereka meroket hingga mencapai 40-50 kg per hari. Ini adalah bukti nyata bahwa langkah kecil, jika dilakukan dengan konsisten dan integritas, dapat menjadi fondasi bisnis besar.
Estafet Semangat: Peran Generasi Kedua dalam Transformasi
Titik balik kedua dalam sejarah Gandem Marem terjadi ketika anak-anak Urip Sunaryo memutuskan untuk turun tangan. Muhammad Irfan Setiawan, salah satu putra Urip yang kini menjabat sebagai owner di CV Gandemarem Sinergi, memilih untuk tidak melanjutkan kuliah. Ia termotivasi melihat perjuangan sang ayah.
"Pak, aku tak melu ngewangi Bapak terus dibelikan kerobak saja," ujar Irfan kepada ayahnya saat itu.
Keputusan Irfan Setiawan ini menandai dimulainya era modernisasi Gandem Marem. Dengan semangat anak muda, ia tidak hanya membantu operasional, tetapi juga membawa ide-ide segar untuk membangun sistem dan branding yang lebih profesional.
Peningkatan Kualitas dan Identitas Visual
Irfan menyadari bahwa pasar abon sangat kompetitif. Banyak produk serupa sudah ada. Oleh karena itu, ia fokus pada dua hal: kualitas premium dan identitas visual yang kuat.
Transformasi Manajemen dan Operasional: Irfan membangun sistem di perusahaan secara sistematis, mulai dari manajerial hingga operasional dan hubungan pelanggan.
Identitas Visual Premium: Mereka memunculkan brand Gandemarem (yang asli dari CV Gandemarem Sinergi sejak 1996) dengan identitas visual warna kuning dan logo yang memiliki filosofi dari pendirinya. Analisa mereka menunjukkan bahwa visual identity yang maksimal ini mampu menggeser market di toko oleh-oleh, menempatkan produk mereka di posisi yang berbeda dengan pesaing.
Fasilitas Produksi: Seiring peningkatan pesat volume produksi, dari home industry, mereka membangun pabrik dan meng-upgrade fasilitas. Contoh nyatanya adalah penggantian proses penirisan minyak. Yang dulunya dilakukan manual dengan tangan memakan waktu 15–20 menit, kini menggunakan mesin spinner yang hanya butuh waktu 3 detik untuk mengeringkan abon, sangat meningkatkan efisiensi.
Keunggulan Produk: Abon Non-MSG dengan Resep Tradisional
Kunci sukses Gandem Marem di pasar yang ramai adalah komitmennya pada kualitas premium dan menjawab permintaan pasar akan produk sehat. Irfan Setiawan menjelaskan bahwa keunggulan utama abon Gandem Marem terletak pada dua nilai penting:
1. Non-MSG dan Tanpa Pengawet
Abon Gandem Marem difokuskan sebagai produk premium yang Non-MSG (tanpa Monosodium Glutamat) dan tanpa bahan pengawet. Hal ini menjadikannya pilihan unggul bagi konsumen yang mencari makanan instan dengan kualitas bahan yang lebih baik.
2. Resep Tradisional yang Unggul
Meskipun melakukan modernisasi sistem, Gandem Marem tetap mempertahankan ciri khas resep tradisional yang diwariskan oleh Urip Sunaryo. Perpaduan resep otentik dengan proses produksi yang higienis dan modern menghasilkan abon dengan cita rasa istimewa.
Seleksi Bahan Baku Ketat
Komitmen kualitas ini dimulai dari pemilihan bahan baku:
- Abon Ayam: Menggunakan dada boneless karena teksturnya dibutuhkan untuk menghasilkan abon yang mengembang.
- Abon Sapi: Menggunakan daging sapi nomor satu untuk menjamin kualitas serat dan rasa.
- Bumbu Pendukung: Bahan-bahan seperti bawang, berambang, daun salam, dan lainnya selalu menggunakan produk yang fresh di setiap proses produksi.
Proses Produksi dan Kapasitas Ribuan Produk
Proses produksi di CV Gandemarem Sinergi menunjukkan perpaduan antara ketelatenan tradisional dan efisiensi teknologi. Kapasitas Harian: Sekali produksi dimulai pada pukul 08.00, mereka memproses 100 kg daging ayam dan 90 kg daging sapi.
Tahapan Produksi yang Teliti:
- Pencucian dan Pendibihan: Daging dicuci bersih, kemudian direbus (didihkan) selama 2 sampai 3 jam.
- Penumbukan: Daging yang sudah matang ditumbuk untuk memunculkan serat khas abon.
- Penggongosonan: Daging yang telah ditumbuk dicampur dengan bumbu-bumbu tambahan dalam proses penggongosonan.
- Penggorengan: Proses pencampuran dan penggorengan ini memakan waktu dua hari (satu hari untuk persiapan dan penggongosonan parsial, dan satu hari lagi untuk penggorengan hingga selesai).
- Penirisan Minyak: Menggunakan mesin spinner modern (hanya 3 detik) untuk memisahkan minyak.
- Penguraian: Abon diuraikan untuk mendapatkan tekstur yang mengembang sempurna.
- Pengepakan (Packing): Produk dikemas dalam berbagai varian.
Dalam sebulan, total produksi Abon Gandem Marem dengan semua varian kemasan bisa mencapai 4.000 lebih pieces produk jadi.
Varian Produk dan Merek
Perusahaan ini beroperasi dengan dua merek untuk menjangkau segmen pasar yang berbeda:
- Gandemarem: Merek utama untuk produk premium (pouch).
- Abon 244: Merek untuk produk ekonomis (kemasan 250 gr, 100 gr, dan kemasan kecil lainnya).
- Setiap merek memiliki tiga varian rasa: Original, Bawang, dan Pedas.
Menjadi Ikon Oleh-Oleh Magelang-Jogja
Dengan manajemen yang solid dan produk berkualitas, saluran pemasaran Gandem Marem kini terbagi menjadi dua jalur utama:
1. Pemasaran Offline
- Sales Kanvas: Memiliki tim sales yang mendistribusikan produk ke pasar dan retail-retail tradisional.
- Toko Oleh-Oleh: Produk premium Gandem Marem menjadi andalan di toko-toko oleh-oleh besar di wilayah Magelang dan Yogyakarta, salah satunya di Bakpia Tugu Jogja.
2. Pemasaran Online
Gandem Marem aktif di ranah e-commerce dengan membuka toko resmi di platform besar seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop.
Harapan besar Urip Sunaryo dan Muhammad Irfan Setiawan adalah membesarkan brand Gandemarem hingga menjadi ikon oleh-oleh di wilayah Magelang, Jogja, dan sekitarnya. Mereka ingin, ketika orang berkunjung ke sana, nama Gandemarem akan selalu menjadi oleh-oleh yang berkesan.
Kisah Abon Gandem Marem adalah pengingat bahwa kejujuran, ketekunan, dan semangat pantang menyerah bahkan setelah diterpa fitnah dan krisis dapat mengubah modal Rp60.000 menjadi warisan bisnis yang sukses dan menginspirasi banyak orang. Perjuangan Bapak Urip Sunaryo yang diwariskan kepada putranya kini tidak hanya menopang ekonomi keluarga, tetapi juga menyediakan produk makanan premium yang disukai jutaan masyarakat Indonesia.
Sumber : Ch.Ytb. CapCapung
Mantan Kuli Bangunan Sukses Bangun Usaha Abon Sapi Modal 60 Ribu
0 Komentar