From a Daily Wage of Rp20,000 to Reaching Rp100 Million at the Age of 20, Via's Story of Building a Hijab Business
Di tengah keriuhan media sosial dan cerita sukses instan yang sering digaungkan, Via, seorang gadis muda dari Desa Awi Luar, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, menawarkan narasi yang berbeda. Sebuah kisah tentang ketekunan, rasa syukur, dan langkah-langkah kecil yang berujung pada capaian besar. Di usia yang baru menginjak 21 tahun, Via telah menjadi pemilik dari toko daring berhijab.com, menorehkan pencapaian finansial yang mengagumkan, dan yang terpenting, membuktikan bahwa latar belakang sederhana bukanlah penghalang.
Awal Mula: Belajar Berdagang Sejak SMP
Dalam sebuah wawancara di saluran youtube Naik Kelas, Via menceritakan perjalanannya dalam dunia bisnis bukanlah hal baru. Sejak duduk di bangku SMP, naluri berdagangnya sudah terasa. Berawal dari seorang reseller yang menjajakan berbagai barang, mulai dari sweater, masker, hingga produk lain dari toko-toko daring. Ia belajar bagaimana "mengambil untung Rp10.000–Rp15.000" agar teman-teman sekolahnya mampu membeli, dengan harga jual di bawah Rp100.000.
"Dulu mah gampang banget kalau jualan, soalnya enggak semua orang tuh pakai online," kenangnya. Jualan kecil-kecilan ini memberinya "bekal jajan" di luar kebutuhan sekolah. Saat SMA, bisnisnya sempat berevolusi. Ia mencoba repack masker, bahkan sempat memiliki merek sendiri, sebelum akhirnya terlintas keinginan untuk fokus ke bisnis hijab.
Titik Terendah: "Aku Sedih Gitu"
Lulus SMA menjadi fase krusial. Via dihadapkan pada pilihan sulit: melanjutkan kuliah yang biayanya dianggap riskan oleh keluarga, atau mencari pekerjaan. Kekhawatiran orang tua akan "banyak yang enggak jadi apa-apa" setelah kuliah, sementara biaya yang harus dikeluarkan terbilang besar, membuatnya memutuskan menunda pendidikan.
Pencarian kerja membawanya ke Bandung, namun berbagai upaya mendaftar dan tes selalu berujung kegagalan. Di tengah kebingungan dan frustrasi, Via terpaksa menerima pekerjaan yang menurutnya "sedih" jika dipikirkan.
"Orang lain lagi gimana, aku mah lagi bantuin ngurus anak kecil dibayar Rp20.000 sehari, kayak gitu," ungkapnya, mengingat kembali masa-masa ia membantu seorang kerabat yang mengurus anak, hanya dengan upah harian.
Momen ini menjadi titik terendah. Ia merasa bingung, bertanya-tanya, "Mau jadi apa? Jalan keluarnya nikah apa gimana?" Perasaan tertekan itu ia hadapi sambil tetap berusaha, bahkan diam-diam ia masih mengurus pesanan masker di Shopee di sela-sela mengasuh anak.
"Cuma waktu itu mah enggak ngerasa lagi kerja, cuma lagi main-main aja," katanya, mencoba mengambil sisi positif dari pengalaman itu.
Lompatan Berani dan Uang Arisan Sebagai Modal Awal
Titik balik datang saat Via memutuskan untuk fokus pada bisnis hijab. Modal awalnya tak terduga: uang arisan sebesar Rp3 juta. "Dulu inget banget ikut dapet 3 juta. Nah, dari 3 juta itu aku beli kain," jelasnya.
Percobaan pertamanya gagal total. Ia membeli kain kiloan dan merugi karena salah perhitungan biaya jahit. Namun, alih-alih menyerah, ia mundur sejenak, kembali menjadi reseller, mengumpulkan modal lagi, hingga akhirnya mampu membeli kain gulungan (roland) dan memproduksi sendiri.
Kini, strategi bisnisnya semakin matang. Ia membagi pekerjaan produksi, ada yang dijahit di rumah untuk finishing (jahit tepi dan label), dan ada yang diserahkan ke konveksi luar untuk produksi massal. Strategi ini memungkinkan berhijab.com memproduksi berbagai jenis hijab tanpa harus menanggung biaya operasional dan gaji karyawan yang terlalu besar.
Pembuktian Diri dan Capaian 100 Juta Pertama
Via menyadari bahwa satu-satunya cara untuk meyakinkan orang tuanya dan mencapai kebahagiaan sejati adalah dengan membuktikan diri lewat hasil nyata. "Pokoknya semua itu berubah ketika aku bisa membuktikan semuanya kayak gitu," tegasnya.
Pencapaian finansialnya menjadi tonggak yang membanggakan. Berawal dari menabung dan menyusun target harian. Ia memiliki kebiasaan menulis keinginan di diary atau notes HP, termasuk target yang terdengar "mustahil": capai Rp100 juta pertama di usia 20 tahun.
Dengan konsisten "nyimpen ke ATM sehari Rp277.000 kalau enggak salah," Via secara mengejutkan mencapai target tersebut kurang dari satu tahun. "Kurang dari 1 tahun itu capai 100 juta pertama di usia 20 tahun," ucapnya, penuh rasa syukur.
Uang 100 juta itu awalnya ingin ia gunakan untuk umrah bersama orang tua cita-cita terbesarnya, namun kebutuhan operasional bisnis yang meningkat membuatnya memutuskan untuk membeli mobil secara cash. Di usia 20 tahun ia membeli motor, dan menginjak 21 tahun ia membeli mobil.
Filosofi Bisnis: Kualitas dan Ketenangan Hati
Saat ini, Via tidak lagi mengejar penjualan besar-besaran secara membabi buta. Ia telah belajar dari kegagalan, termasuk rugi jutaan rupiah karena "salah mereset produk" yang bahan dan teksturnya tidak layak jual. Pengalaman itu membentuk prinsipnya:
- Fokus Kualitas: "Mending ningkatin kualitas aja. Soalnya kan gini, kalau misalkan mereka cari yang murah itu udah banyak banget." Ia percaya, kualitas yang baik akan memicu repeat order.
- Manajemen Keuangan: Ia belajar dari kakaknya, "Jangan sampai kita itu enak-enakan saat lagi rame-ramenya, karena usaha itu enggak ada yang tahu." Prinsip ini membuatnya bisa me- manage keuangan agar tetap "tenang" dan kebutuhan karyawan terpenuhi, bahkan di masa-masa sepi.
- Jalur Langit: Selain konsisten bekerja, ia menekankan pentingnya membahagiakan orang tua, memperbanyak sedekah, dan mengingat kembali kebiasaannya semasa sekolah yang rutin Sholat Dhuha.
Saat ini, dengan omzet penjualan 1.000 hingga 2.000 pcs per bulan, Via juga sedang berproses membantu membangun rumah orang tuanya, sebuah bentuk bakti dan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh.
Pesan untuk Para Pemula
Kisah Via dari seorang anak yang dibayar Rp20.000 sehari menjadi pemilik usaha yang sukses adalah cerminan dari prinsip hidupnya:
"Enggak terlalu mengejar apa yang belum tentu ada. Jadi mengingatnya kayak gini, kalaupun itu hak atau takdir kita, itu bakalan sampai. Jadi cukup berjalan aja, berusaha aja. Insyaallah kalau misalkan udah nasib, udah rezeki, enggak akan kemana."
Bagi yang baru memulai, ia berpesan: "Dicoba aja dulu, tapi jangan lupa lihat dulu targetnya. Jangan tiba-tiba mencoba, udah keluar uang kan enggak ada yang tahu ya nantinya."
Via, pemilik berhijab.com, adalah bukti nyata bahwa mimpi besar dapat dimulai dari langkah kecil, asalkan diiringi ketekunan, rasa syukur, dan selalu menjaga kualitas diri serta produk yang dijual.
Sumber : Ch.ytb. Naik Kelas
Sukses Di Usia Muda, Sudah Kebeli Mobil Motor dan Bangun Rumah Orang Tua
0 Komentar