From Duck to Sheika Hijab: Teh Gita's Story of Earning Hundreds of Millions in Revenue from Her Muslim Fashion Business
Kisah perjalanan bisnis kerap kali bukan tentang sekali coba langsung berhasil, melainkan serangkaian jatuh bangun dan pelajaran berharga. Hal ini nyata dalam perjalanan Gita, atau akrab disapa Teh Gita, pemilik brand fashion muslimah yang kini sukses, Sheika Hijab (sekarang dikenal sebagai Sheikalova). Dalam sebuah wawancara pada saluran youtube Naik Kelas Teh Gita menceritakan kisahnya berbekal pengalaman kegagalan merugi hingga puluhan juta dan modal awal yang minim, Teh Gita bersama suaminya berhasil mengubah tantangan menjadi peluang, membawa brand-nya meraih omzet ratusan juta per bulan.
Melawan Arus: Dari Cita-cita Dosen ke Dunia Usaha
Teh Gita, yang kini berusia 34 tahun, memulai usahanya bersama suami setelah memutuskan untuk melawan arus dari latar belakang keluarga dan pendidikan mereka. Baik keluarganya maupun Teh Gita dan suami sama-sama memiliki background pendidikan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sama-sama lulusan sarjana pendidikan.
Awalnya, impian mereka adalah menjadi dosen. Namun, di semester akhir kuliah, semuanya berubah. Mereka mulai tertarik dengan dunia wirausaha setelah banyak membaca buku self-motivation saat menunggu masa sidang. Salah satu buku yang menginspirasi adalah Notes from Qatar karya Muhammad Assad.
"Oh iya, kita untuk mencapai impian tuh harus banyak bergerak dan bahkan pergerakannya tuh memang yang enggak biasa gitu. Kalau yang biasa-biasa aja ya untuk kita enggak bisa gitu mencapai mimpi yang besar dengan gerakan yang biasa aja," kenang Teh Gita.
Pikiran ini mendorong mereka untuk segera memulai. Berbeda dengan era digital sekarang yang memudahkan untuk memulai bisnis online tanpa modal besar, saat itu Teh Gita dan suami memulai usaha sambil tetap bekerja Teh Gita sebagai asisten dosen dan suaminya juga bekerja.
Pembelajaran Mahal dari Bisnis Itik dan Seblak
Niat untuk menjadi pengusaha sudah bulat, tapi belum tahu harus berbisnis apa. Mereka pun mencari usaha yang bisa dijalani sambil bekerja. Pilihan jatuh pada bisnis yang membutuhkan modal keberanian: ternak itik.
Sayangnya, bisnis itik ini berakhir gagal total dan merugi hingga Rp20 jutaan lebih. Uang tabungan yang telah dikumpulkan bertahun-tahun bahkan yang seharusnya digunakan untuk membeli rumah hangus tak bersisa. "Bisnis itiknya gagal gitu ya, merugi sampai 20 jutaan lebih, saat itu uang tabungan saya habis. Yang tadinya mau beli rumah enggak jadi beli rumah," ungkapnya.
Kerugian ini adalah titik terendah mereka, terutama karena terjadi tak lama setelah mereka menikah, di tengah masa penyesuaian. Mereka sempat merasa salah langkah dan bahkan terpikir untuk kembali bekerja sebagai karyawan. Namun, dari kegagalan ini, mereka mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga: bisnis tidak hanya modal uang dan modal nekat, tapi juga butuh ilmu.
Sebelum akhirnya sukses dengan Sheika Hijab, Teh Gita juga pernah mencoba usaha kuliner, seperti berjualan seblak dan cilok, dengan modal awal yang relatif besar, hampir Rp20 jutaan juga. Usaha-usaha besar modal ini ternyata malah menghasilkan pelajaran, bukan keuntungan.
Lahirnya Sheika Hijab: Modal Rp1 Juta dan Kepercayaan
Berbekal kesadaran akan pentingnya ilmu, Teh Gita dan suami mulai gencar mencari course dan pelatihan bisnis. Mereka bahkan rela melakukan perjalanan jauh ke Bandung untuk mengikutinya, mengingat kelas bisnis online saat itu masih jarang.
Dari upaya ini, mereka bertemu dengan supplier gamis dan kerudung. Menjelang Ramadan, Teh Gita memberanikan diri untuk izin menjualkan produknya. Ajaibnya, meskipun belum punya modal, supplier tersebut memberikan kemudahan dengan sistem pembayaran setelah barang laku terjual ke customer. "Nah, malah di Sheik ini yang modalnya hanya Rp1 juta, itu pun karena kita daftar pelatihan," jelas Teh Gita. Uang Rp1 juta ini adalah sisa uang yang mereka optimalkan untuk berjualan.
Jualan mukena, gamis, dan kerudung teman ini ternyata laris manis. Keuntungan yang didapat pun diputar kembali menjadi modal. Teh Gita bertekad untuk mengambil profit secukupnya agar modal bisa terus membesar. "Sampai alhamdulillah bisa menghasilkan omset ratusan juta per bulannya," katanya bersyukur.
Pada tahun 2016, Teh Gita mulai tertarik untuk memproduksi produknya sendiri. Ia mencari rekanan produksi dan akhirnya Sheika Hijab lahir sebagai brand mandiri.
Karena brand ini semakin berkembang, Teh Gita memutuskan untuk mengambil keputusan besar: resign dari pekerjaannya sebagai asisten dosen dan guru part-time untuk fokus penuh pada Sheika Hijab. Perlahan, mereka mulai merekrut tim. Saat ini, tim di kantor operasionalnya mencapai 24 orang dan tim produksi lebih dari 30 orang, dengan produksi lebih dari 5.000 pieces per bulan dan omzet di angka ratusan juta rupiah.
Bangkit dari Guncangan: Pentingnya Framework Bisnis
Perjalanan Sheika Hijab tidak selalu mulus setelah sukses. Brand ini bertumbuh pesat bersamaan dengan populernya Instagram sebagai platform jualan di tahun 2016, yang saat itu distribusi online mereka andalkan pada agen dan reseller.
Namun, masa sulit datang saat Pandemi COVID-19. Omset Sheika Hijab sempat menurun drastis. Awalnya, mereka berasumsi performa akan kembali pulih setelah pandemi usai. "Ternyata pandemi udahan, ... kok masih gini-gini aja gitu. Kok ternyata kita tidak semudah itu kembali ke masa terbaiknya kita," kenang Teh Gita. Bahkan, omset sempat turun lebih rendah dibandingkan masa pandemi.
Titik ini menjadi pukulan telak dan menyadarkan mereka bahwa keberhasilan sebelumnya juga didorong oleh faktor momentum dan keberuntungan. Dari sini, Teh Gita menyadari pentingnya ilmu dan framework bisnis yang benar. Mereka mulai belajar membedakan bisnis dengan dagang.
Dagang cenderung hanya mengikuti tren (misalnya, ramai di TikTok, jualan di TikTok), mengandalkan momentum, dan mudah hilang ketika momentumnya berlalu. Bisnis adalah membangun perusahaan dengan fondasi yang jelas dan sistem yang menyeluruh (keuangan, marketing, SDM) agar sustain dalam kondisi apapun.
Mereka pun mulai membangun tim yang kuat dan menerapkan framework bisnis yang benar, membuat perusahaan mampu bertahan dan berkembang, meski performa omset belum kembali ke masa terbaiknya, aspek lain seperti tim dan sistem perusahaan terus bertumbuh.
Bisnis sebagai Spiritual Journey dan Jalan Kebermanfaatan
Bagi Teh Gita, bisnis bukan lagi hanya tentang untung rugi atau pencapaian materi, melainkan sebuah perjalanan spiritual (spiritual journey) dan jalan kebermanfaatan. "Gimana caranya melalui bisnis ini juga menjadi jalan kebermanfaatan kita sebagai ibadah, sebagai ladang dakwah," jelasnya, mencontohkan bahwa melalui brand dengan banyak follower dan karyawan, ia memiliki ladang dakwah yang luas.
Pemaknaan ini sangat penting untuk melalui dinamika bisnis yang naik turun (roller coaster). Ketika rugi atau mengalami kegagalan, mindset ini membantu Teh Gita melihatnya sebagai pembelajaran, bukan akhir segalanya.
Visi Grow to Inspire
Pencapaian terbesarnya bukan pada materi (rumah, kendaraan, kantor, umrah), melainkan pada dampak yang bisa diberikan. Visi Sheikalova adalah Grow to Inspire. "Seik bisa menjadi wasilah tim saya untuk mencapai mimpi mereka juga," ujarnya, bangga melihat timnya bisa memberangkatkan orang tua umrah atau membeli rumah.
Salah satu pencapaian yang paling membanggakan adalah lahirnya Sheik Parenting Journey. Inisiatif ini bukan hanya fokus pada penjualan produk, tetapi juga memberikan nilai tambah dan kebermanfaatan kepada customer (sebagian besar adalah ibu muda). Melalui program ini, Sheika Hijab menjadi platform bagi para ibu untuk belajar parenting, tumbuh bersama, dan menjadi ibu yang berwawasan.
Pesan untuk Perempuan: Manfaatkan Era Digital untuk Berkarya
Teh Gita percaya bahwa bisnis adalah kendaraan yang cocok untuk mencapai impian. Sebagai seorang perempuan, ia melihat bisnis yang dijalani bersama suami ini memberikan fleksibilitas yang tinggi.
"Bagaimanapun perempuan itu tugas utamanya kan sebagai ibu, tugas utamanya sebagai istri," tegasnya. Dengan bisnis sendiri, ia bisa memprioritaskan peran utamanya tanpa terikat jam kerja kantor yang kaku.
Best Advice:
Untuk perempuan di manapun berada, Teh Gita memberikan pesan:
- Manfaatkan Era Digital: Era ini membuka kesempatan luas bagi perempuan untuk berkarya, berkarir, dan mengaktualisasi diri dengan lebih fleksibel (misalnya menjadi freelancer atau affiliate) tanpa harus mengorbankan peran utama sebagai ibu dan istri.
- Berani Bermimpi Besar, Mulai dari Langkah Kecil: "Mimpi kita harus besar, tapi mulai dari langkah kecil," sarannya. Lakukan hal yang ada di hadapan dengan fokus, serius, dan sungguh-sungguh.
- Jemput Rezeki dengan Ikhtiar dan Angka Cukup: Teh Gita selalu memegang dua prinsip:
Rezeki setiap orang sudah ditakar oleh Allah, tugas kita hanya fokus menjemputnya dengan ikhtiar dan memantaskan diri. Penting untuk memiliki "Angka Cukup" sebagai kontrol diri agar tidak serakah dan tetap berada di jalur yang benar dalam persaingan bisnis.
Pesan Penutup Teh Gita: "Jangan takut untuk bermimpi. Berani bermimpi, bermimpi yang besar, tapi mulai action dari hal terkecil, lalu bersungguh-sungguhlah dalam melakukan sesuatu yang ada di hadapanmu saat ini, dan teruslah bertumbuh untuk mencapai versi terbaik dari dirimu."
Sumber : Ch.ytb. Naik Kelas
Hanya Modal 1 Juta, Bisnis Ini Bisa Hasilkan Ratusan Juta Perbulan
0 Komentar