22 Oktober 2025

STRATEGI BISNIS SYARIAH: Kisah Ferry Atmaja Owner Preksu, Bangkit dari Kebangkrutan Bisnis Tanpa Riba

Ferry Atmaja: Dari Nol Hingga Memimpin TBK Group – Bisnis sebagai Ladang Ibadah dan Kebermanfaatan

Kisah Ferry Atmaja, pendiri dan pemimpin TBK Group, adalah sebuah epos nyata tentang ketahanan, iman, dan kemampuan untuk mengubah kesulitan menjadi peluang emas. Lebih dari sekadar narasi bisnis yang sukses, perjalanan "Mas Ferry" sapaan akrabnya adalah manifes dari filosofi hidup dan berdagang yang mendalam: bahwa bisnis bukan hanya soal mencari keuntungan, tetapi juga ladang ibadah dan kebermanfaatan bagi sesama.

Ferry Atmaja Owner Preksu

Dalam sebuah wawancara di saluran youtube PecahTelur, Mas Ferry menceritakan kisahnya telah memimpin sebuah perusahaan yang menaungi lebih dari 30 cabang, mempekerjakan lebih dari 300 karyawan, dan mengelola berbagai brand kuliner ternama seperti Preksu (Ayam Geprek & Susu) dan Bakso Pajero. Namun, kesuksesan ini tidak datang dalam semalam. Di balik gemerlapnya angka dan luasnya jaringan cabang, tersembunyi cerita tentang seorang anak muda yang harus menghadapi tantangan hidup terberat, bahkan hingga merasakan getirnya kelaparan dan kebangkrutan.

Inilah cerita inspiratif Mas Ferry Atmaja, bukti nyata bahwa dengan niat yang lurus, strategi yang tepat, dan semangat pantang menyerah, kesulitan hidup dapat diubah menjadi tangga menuju puncak keberhasilan, sambil tetap memegang teguh prinsip-prinsip kebaikan dan menjauhi riba.

Awal yang Pahit: Ditempa Kerasnya Takdir

Perjalanan hidup Mas Ferry dimulai dengan pukulan telak yang membentuk karakter dan kemandiriannya. Ia ditinggal oleh ayahnya, rahimahullah, saat masih duduk di SMP kelas 2. Kehilangan sang kepala keluarga seketika membuat kondisi ekonomi keluarga jatuh.

“Saya enggak pernah makan dalam waktu dua hari. Enggak makan sama sekali, enggak makan nasi, karena memang kondisinya enggak ada nasinya,” kenangnya. Momen kelam inilah yang menjadi titik balik transformasinya. Dari seorang anak yang manja, ia dipaksa oleh takdir untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh lebih awal.

Berawal dari musibah, Mas Ferry mulai bertekad kuat untuk bisa menghidupi dirinya sendiri dan membantu ibunya yang kini menjadi single parent tanpa penghasilan. Inilah yang mendorongnya untuk berbisnis sejak dini.

Meniti Karier dari Nol: Kaos dan Fikih Muamalah

Ketika masuk kuliah di jurusan Teknik Industri UII, Mas Ferry sudah mulai berdagang. Bukan membawa buku tebal, tasnya justru penuh dengan kaos yang ia jual dari kosan ke kosan teman-temannya. Ia bahkan aktif di forum jual beli online Kaskus, yang saat itu sedang viral.

“Saya bisa ngejual 20.000 pieces kaos dalam waktu 1 bulan,” ungkapnya, menceritakan masa di mana ia menjadi distributor dan menyetor ke distro-distro. Keuntungan dari bisnis kecil-kecilan ini ia putar terus tanpa diutak-atik, yang kelak menjadi cikal bakal modal untuk merintis usaha kulinernya.

Ferry Atmaja Owner Preksu

Prinsip Kuat Menjauhi Riba 

Di tengah usahanya mengumpulkan modal, Mas Ferry sudah lebih dulu menceburkan diri dalam ilmu. Ia mempelajari fikih muamalah. Prinsipnya teguh: menghindari riba dan pinjaman bank.

Ketika modal yang terkumpul dirasa belum cukup, ia tidak lantas mengajukan pinjaman konvensional. Sebaliknya, ia membuat proposal bisnis dan mengajukan kerja sama syirkah (kemitraan) kepada orang-orang. Meskipun banyak yang menolak, tekadnya untuk berbisnis tanpa riba tak pernah goyah. Beruntung, ia bertemu dengan Mas Rudi (yang kini menjadi bagian manajemen dan pemegang saham TBK Group) yang berani berinvestasi senilai Rp15 juta sebagai modal awal bahan baku.

Benturan Restu Orang Tua

Keputusan Mas Ferry untuk menjadi wirausahawan setelah lulus sarjana ternyata sempat tidak direstui oleh ibunya. Pada zamannya, banyak orang tua menganggap pekerjaan terbaik adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Orang tua menganggap pekerjaan yang paling bagus buat anaknya itu PNS. Kamu sarjana capek-capek kok ujung-ujungnya dagang, jualan? Enggak boleh!” kenang Mas Ferry.

Mas Ferry memilih jalan diplomasi dan kesabaran. Ia tidak melawan atau memaksakan. Ia meyakini, orang tua sejatinya ingin yang terbaik. Dengan membuktikan bahwa berwirausaha bisa membuatnya bahagia dan sukses, ia yakin restu akan datang. Ia mencoba mendaftar kerja, namun niatnya yang setengah-setengah membuatnya tak pernah diterima. Akhirnya, sang ibu luluh. Ia lalu mengajak ibunya melihat warung yang ramai, menunjukkan potensi kebermanfaatan wirausaha untuk orang banyak. Restu pun didapatkan, dan ia selalu melibatkan ibunya dalam setiap langkah penting, bahkan saat negosiasi tempat sewa, yang secara ajaib selalu dimudahkan.

Pelajaran Paling Berharga: Bangkrut dan Memperbaiki Niat

Usaha kuliner pertama Mas Ferry pada tahun 2011, sebuah kafe bertemakan jus kesehatan bernama “Juice For You,” berakhir dengan kebangkrutan setelah berjalan satu setengah tahun.

Kesalahan fatal Mas Ferry saat itu adalah "action tanpa ilmu". Ia terlampau fokus pada action berdasarkan motivasi yang asal cerna, mengabaikan pentingnya ilmu dasar bisnis seperti pembukuan yang benar, costing, dan pengelolaan sisa barang.

“Ramai, Mas, usaha saya pertama itu, tapi enggak ada untungnya,” katanya, menjelaskan anomali bisnisnya. Tempat kecil, harga murah, margin tipis, dan produk yang dijual sebagai tempat tongkrongan semuanya bertentangan dengan strategi bisnis yang benar.

Ferry Atmaja Owner Preksu

Titik Balik Muasabah Diri

Kebangkrutan menjadikannya dijauhi banyak orang dan membuatnya malu, hingga ia memilih tidur di atas meja di warungnya yang semi-terbuka selama berbulan-bulan. Inilah titik terendah yang memicu muhasabah (introspeksi) besar-besaran. Hal pertama yang ia benahi adalah niat berwirausaha.

“Ketika tujuan utama kita dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusan kita, memfakirkan kedua bola mata kita… Tapi di hadis disebutkan, ketika tujuanmu akhirat, Allah akan membuat kaya di dalam hatimu, hatinya tenang, dan dunia akan datang kepada kita secara hina, ngemis-ngemis dunia kalau kita fokus ke akhirat,” jelasnya, mengutip hadis tentang fokus kepada akhirat (mankana Fiddunya hamma).

Ia menyadari bahwa sebelumnya, ia menjadikan ibadah (seperti sedekah dan salat tahajud) hanya untuk meramaikan usaha. Niatnya terbalik. Kini, ia bertekad menjadikan usaha berikutnya sebagai ibadah.

Membangun Kembali: Preksu dan Filosofi Kebermanfaatan

Dengan sisa kontrak sewa tempat yang tinggal 6 bulan, Mas Ferry bergerak cepat. Ia kembali belajar ilmu agama yang benar (terutama fikih muamalah) dan ilmu bisnis (strategi segmentasi, targeting, dan positioning).

Kelahiran Preksu (Ayam Geprek & Susu) 

Dengan bekal ilmu dan data, Mas Ferry melakukan analisis pasar di lingkungannya yang didominasi mahasiswa. Produk yang disukai segmen mahasiswa menengah ke bawah adalah:

  • Murah.
  • Porsi banyak (nasi refill, teh refill).
  • Nagih (kuliner pedas dan gurih).

Ia mengamati tren kuliner pedas dan susu murni. Lahirlah konsep Preksu (Ayam Geprek dan Susu), yang secara tidak sengaja menemukan fungsi susu sebagai penetral pedas.

Pilar Usaha: Ibadah dan Kebaikan

Mas Ferry berani menerapkan filosofi bisnisnya yang baru sejak hari pertama Preksu dibuka (8 Januari 2014), jauh sebelum meraih keuntungan:

  • Modal Tanpa Riba (menggunakan modal syirkah).
  • Program Gratis Makan Senin-Kamis (untuk orang yang berpuasa sunah).
  • Membaca Surat Al-Kahfi setiap hari Jumat.
  • Kebermanfaatan Sebagai Tujuan Utama

Program gratis makan Senin-Kamis bukanlah marketing gimmick belaka. Program ini lahir dari pengalaman pahit Mas Ferry yang pernah kelaparan dua hari.

Filosofi di balik program ini sederhana namun mendalam: menuntun orang ke jalan hidayah. Mas Ferry menyadari bahwa ia tidak bisa memberi hidayah, tetapi ia bisa menciptakan lingkungan yang mendorong kebaikan. Program ini menjadi cara untuk mengenalkan sunah-sunah Rasulullah (puasa Senin-Kamis) kepada masyarakat.

Meskipun sempat dihujat netizen karena dikhawatirkan dimanfaatkan orang yang berbohong, Mas Ferry tetap teguh. Ia bahkan bersyukur karena puluhan orang yang pernah "berbohong" memanfaatkan program itu akhirnya datang meminta diikhlaskan setelah mereka mendapat hidayah.

Ferry Atmaja Owner Preksu

Strategi Ilmu dan Data

Awalnya, Preksu hanya laku 20-30 porsi per hari selama 3 bulan, hanya dibeli teman-teman. Namun, Mas Ferry melihat prospek kenaikan yang stabil dan terus berevaluasi.

Setelah setahun berjalan, ia menerapkan ilmu marketing yang ia pelajari. Ia merenovasi warungnya dan mengganti banner menu yang rumit menjadi hanya satu tulisan besar, "Preksu Ayam Geprek dan Susu," dengan warna merah menyala. "Setelah saya kasih tulisan besar itu mencolok, langsung naik Mas omsetnya. Hari itu juga… dari cuma 50 porsi bisa habis 100 porsi," ceritanya. Ini menunjukkan pentingnya ilmu positioning dan visual marketing.

Strategi lain yang ia sarankan adalah memulai dari tempat kecil. Tempat yang kecil dengan 5-6 motor sudah terlihat ramai, menciptakan kesan penasaran (marketing daya tarik). Barulah ketika tempat sudah overload dan animo masyarakat sangat tinggi, ia mulai mempertimbangkan ekspansi atau membuka cabang.

Ekspansi dan Transformasi di Masa Pandemi

Kini, TBK Group telah menaungi banyak brand selain Preksu, termasuk Bakso Pajero (4 cabang) dan Jogja Donat. Ekspansi ini tidak terjadi di masa mudah, justru momentum besarnya lahir di tengah Pandemi COVID-19.

Saat pandemi, pasar utama Preksu, yaitu mahasiswa, pulang kampung. Omzet jatuh 50-60%. Mas Ferry dan tim tidak menyerah. Alih-alih merombak total positioning Preksu yang "mahasiswa banget," ia melakukan riset cepat: siapa pasar yang tersisa di Jogja? Jawabannya adalah keluarga dan pekerja.

“Saya harus bikin brand baru ini,” pikirnya. Tujuannya bukan untuk menaikkan omzet, tetapi untuk menggaji karyawan. Karyawan yang kelebihan di Preksu dipindahkan untuk mengelola brand-brand baru yang menargetkan keluarga (seperti Bakso Pajero).

TBK Group: Terus Berbuat Kebaikan

Nama perusahaan Mas Ferry, TBK Group, adalah singkatan dari Terus Berbuat Kebaikan. Filosofi ini juga diterapkan dalam model bisnis. Mas Ferry memilih kemitraan alih-alih franchise untuk menjaga kualitas dan integritas niat ibadah dalam bisnisnya. Ia ingin bisnisnya bermanfaat bagi orang lain, bukan sekadar memperkaya diri sendiri dari franchise fee. Kemitraan yang ia jalankan pun selektif, memilih orang-orang yang satu visi misi dengannya.

Empat Pilar Bisnis

Mas Ferry menekankan bahwa bisnis yang baik harus berdiri di atas empat pilar yang kuat:

  • Financial (Keuangan)
  • SDM
  • Operasional
  • Marketing

Pilar pertama dan terpenting adalah keuangan. Percuma warung ramai jika sistem keuangan berantakan, pembukuan salah, dan tidak ada untungnya (margin tergerus). Ia membangun sistem yang membantu timnya menganalisis keuangan dengan cepat dan akurat.

Ferry Atmaja Owner Preksu

Penutup: Gagal di Dunia, Sukses di Akhirat

Kisah Ferry Atmaja mengajarkan sebuah hakikat fundamental bagi setiap Muslim yang berwirausaha: Tujuan utama kita adalah akhirat.

“Tidak ada lagi kata gagal dalam kamus orang Muslim,” tegas Mas Ferry. Jika seorang Muslim bertekad meniatkan usahanya karena Allah (lillahi ta’ala), maka kegagalan di dunia tidak akan menjadi kerugian, karena ia sudah mendapatkan pahala ibadah di sisi Allah. Rezeki dan takdir sudah ditetapkan, tugas manusia hanyalah berikhtiar semaksimal mungkin dengan ilmu yang benar.

Dari seorang anak yang pernah menukar baju bekas demi sebungkus beras, hingga menjadi pemimpin perusahaan besar, Mas Ferry Atmaja telah membuktikan bahwa dengan memegang teguh iman, ilmu, dan semangat berbuat kebaikan, kesulitan terbesar sekalipun dapat diubah menjadi kesuksesan yang bukan hanya menguntungkan dirinya, tetapi juga memberikan kebermanfaatan dan hidayah bagi ratusan karyawannya dan ribuan pelanggan yang ia layani.

Ferry Atmaja adalah inspirator yang menunjukkan: sukses sejati adalah ketika dunia dan akhirat dapat digenggam bersamaan.

Jika perjalanan inspiratif Mas Ferry Atmaja dari nol, menepis kelaparan, hingga sukses membangun TBK Group dengan prinsip anti-riba dan niat beribadah telah menyentuh semangat Anda, prinsip mana dari kisah beliau yang paling memotivasi Anda untuk segera bangkit dalam bisnis Anda sendiri dan bagaimana Anda akan menerapkannya mulai besok? berikan jawaban Anda di kolom komentar. 

Sumber : Ch.ytb. PecahTelur
Dulu Tukar Baju Untuk Makan, Sekarang Jadi Bos 300 Karyawan & di Umrohkan Setiap Tahun




EmoticonEmoticon