From IDR 5 Million to IDR 20 Billion in Revenue: The Inspiring Story of Mrs. Asmaul Husna, the Queen of Indonesia's Import Business
Kisah Asmaul Husna adalah sebuah epos modern tentang ketangguhan, keberanian, dan mimpi besar yang bersemi dari keterbatasan. Ia bukan sekadar pebisnis, melainkan seorang saudagar ulung yang berhasil membangun PT Lai Asatran, sebuah perusahaan International Freight Forwarding terpercaya, dari nol hingga mencatatkan omzet fantastis Rp20 miliar. Perjalanannya mengajarkan bahwa modal paling berharga bukanlah uang, melainkan mental baja dan niat mulia.
Panggilan Hati: Resign Demi Keluarga
Titik balik hidup Asmaul Husna terjadi pada tahun 2005. Saat itu, ia sudah menduduki posisi strategis di sebuah perusahaan. Namun, hatinya terusik melihat adik-adiknya yang sudah berkeluarga kesulitan mencari pekerjaan. Sebagai kakak tertua, ia merasa terpanggil untuk bertanggung jawab dan memberikan solusi nyata bagi keluarganya. Kisah ini telah diceritakan dalam sebuah wawancara di saluran youtube Naik Kelas beberapa waktu lalu.
"Di saat posisi saya sudah lumayan strategis di perusahaan tempat saya bekerja dulu, tapi saya memutuskan untuk resign karena saya nggak tega lihat adik-adik saya yang pada job nggak ada kerjaan sedangkan mereka sudah berkeluarga. Jadi berangkat dari situ saya sebagai kakak tertua merasa terpanggil untuk bertanggung jawab terhadap adik saya dan keluarganya."
Keputusan untuk resign adalah sebuah pengorbanan besar, meninggalkan zona nyaman demi sebuah tujuan yang lebih mulia: menciptakan lapangan kerja bagi keluarga besar.
Modal Nekat dan Mimpi Besar di Tahun 2005
PT Lai Asatran bergerak di bidang International Freight Forwarding perusahaan transportasi yang mengurus pengiriman barang mulai dari gudang pengirim (shipper) sampai ke gudang penerima (pembeli), baik domestik maupun internasional. Perusahaan ini juga menyandang status sebagai Penyelenggara Pos dan PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan).
Mendirikan perusahaan sebesar ini tentu membutuhkan modal yang besar. Asmaul Husna mengenang bahwa modal minimal untuk membuka perusahaan International Freight Forwarding waktu itu adalah sekitar Rp250 juta. Ironisnya, saat memulai, ia hanya punya uang tunai sekitar Rp5 juta sampai Rp7,5 juta.
"Bisa dikatakan modal nekat karena ya nggak punya modal tapi punya mimpi besar. Akhirnya, ya sudah kita bismillah kita buka usaha... karena keterbatasan modal ya banyak hal-hal yang perlu kita siasati. Mensiasati bukan mencurangi ya, tapi mensiasati gimana caranya kerjaan tetap bisa jalan dengan modal yang terbatas."
Berangkat dari modal seadanya, Ibu Asmaul memegang teguh prinsip "puasa" menurunkan keinginan pribadi dan berjuang keras. Ia bersyukur, hingga saat ini, ia tidak pernah mengambil hutang bank, sebuah komitmen yang diyakini menjaga kelancaran bisnisnya, meskipun ia mengakui membayar hutang adalah bagian yang sulit.
Tantangan dan Ujian Gender di Awal Bisnis
Perjalanan awal Ibu Asmaul penuh liku. Selain keterbatasan modal hingga harus mengangsur gaji karyawan, ia juga menghadapi musibah penipuan yang nyaris menghancurkan bisnisnya.
Ditipu Rekanan dan Ujian Kemanusiaan, Salah satu rekanannya menipu, membawa lari uang pengembalian pajak Bea Cukai sebesar Rp125 juta. Dalam kondisi modal terbatas dan gaji karyawan belum terbayar penuh, uang sebesar itu adalah pukulan telak.
"Hampir setiap hari pagi saya datangi rumahnya, memohon-mohon supaya uang tersebut dikembalikan ke saya karena saya harus mengembalikan uang tersebut ke customer... Sampai down juga karena ya bagaimana saya mengembalikan uang sebesar itu?"
Di tengah kebuntuan, mukjizat datang dari pihak customer. Mereka tergerak hatinya dan memberikan keringanan agar Ibu Asmaul dapat mengangsur hutang tersebut. Ia menerapkan strategi cerdas: setiap ada pekerjaan baru dari customer tersebut, jasa yang ditagihkan akan dipotong untuk melunasi hutang. "Ada dua benefit ya. Yang pertama customer jadi terikat ikut saya. Yang kedua, hutang saya jadi lunas."
Ibu Asmaul juga sempat mengalami tantangan dari sisi gender. Sebagai seorang perempuan di industri yang didominasi pria, ia kadang kala tidak dianggap dan cenderung diremehkan. Namun, hal ini justru menjadi motivasi baginya untuk terus membuktikan kemampuannya.
Strategi Bisnis dan Ekspansi: Dari Benih Jagung hingga 20 Karyawan
PT Lai Asatran bermula hanya dengan tiga orang Ibu Asmaul dan dua adiknya. Mereka fokus menggarap ekspor. Setelah berjalan 2-3 tahun, perusahaan mendapat proyek besar untuk distribusi benih jagung ke seluruh Indonesia. Proyek inilah yang menjadi titik balik finansial dan fondasi yang memungkinkan perusahaan untuk bertahan dan berkembang.
Saat ini, bisnisnya telah berkembang pesat. Selain melayani pengiriman barang kiriman PMI (Pekerja Migran Indonesia) dan berbagai perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) serta PMA (Penanaman Modal Asing), PT Lai Asatran juga aktif menangani ekspor barang dengan menggunakan kontainer refeer (kontainer berpendingin) untuk komoditas seperti benih jagung yang diekspor ke Vietnam, hingga ekspor mesin pembuat bakso ke Arab Saudi dan kerupuk ke Hong Kong. Per bulan, perusahaan ini pernah menangani hingga 30 kontainer.
Saat ini, ia mempekerjakan sekitar 20 karyawan, di mana 80-90% di antaranya adalah anggota keluarga. Hal ini sejalan dengan tujuan utama beliau mendirikan bisnis: menolong keluarga agar memiliki pekerjaan yang layak.
PT Lai Asatran: Solusi Jasa Kepabeanan Terpercaya
Sebagai perusahaan yang juga berstatus PPJK, PT Lai Asatran menjadi solusi bagi para importir dan eksportir. Peran utamanya adalah mengurus kepabeanan sampai barang keluar dari kawasan pabean.
Pentingnya Legalitas dan Regulasi Impor
Ibu Asmaul selalu menekankan dua hal penting bagi importir pemula:
- Siapkan Legalitas Impor: Banyak kasus barang tertahan karena tidak ada legalitas perusahaan berbadan hukum.
- Pahami Regulasi Impor di Indonesia: Ini penting untuk menghindari pembengkakan biaya. Importir harus mengecek persyaratan dan dokumen apa saja yang harus dipenuhi melalui website INSW (Indonesia National Single Window).
Jika dua hal ini tidak terpenuhi, risikonya adalah barang dikembalikan ke negara asal, disita negara, atau terjadi pembengkakan biaya (Demurrage dan Storage) di pelabuhan.
Jebakan Incoterms dan Jalur Merah
Ibu Asmaul juga menyoroti kesalahpahaman umum pada importir pemula terkait Incoterms (istilah perdagangan internasional yang menjelaskan tanggung jawab biaya) dan biaya-biaya di pelabuhan (Shipping Line).
Ia juga menjelaskan sistem Jalur Merah dan Jalur Hijau yang ditentukan oleh Bea Cukai setelah pembayaran bea masuk dan PDRI. Jalur Merah dikenakan pada komoditas high risk (contoh: besi dan baja) yang memerlukan pemeriksaan fisik dan dokumen tambahan seperti Persetujuan Impor (PI) dan Laporan Surveyor (LS), yang sering menjadi kendala bagi importir pemula.
Manisnya Hasil Kerja Keras dan Warisan Mulia
Setelah hampir dua dekade berjuang, Ibu Asmaul Husna kini menikmati buah dari ketekunannya.
Aset & Pencapaian:
- Dua unit ruko 3 lantai di Surabaya dan luar Surabaya.
- Satu workshop perawatan trafo dan kubikel.
- Beberapa kendaraan operasional dan pribadi.
- Beberapa bidang tanah.
- Omzet mencapai Rp20 miliar per tahun.
Pribadi & Keluarga:
Ibu Asmaul tidak hanya sukses sebagai entrepreneur, tetapi juga sebagai Asesor IM dan Trainer di Madani Ekspor Academy. Kesuksesan finansial ini memberinya kebebasan untuk membahagiakan keluarga:
- Memenuhi kebutuhan anak-anak.
- Membawa orang tua naik haji dan umrah.
- Traveling ke berbagai negara seperti Shanghai, Hong Kong, Arab Saudi, dan negara-negara ASEAN untuk urusan bisnis dan healing.
Pesan Inspiratif: Jangan Takut Bermimpi dan Mencoba
Kunci kesuksesan PT Lai Asatran menurut Ibu Asmaul Husna sangat sederhana dan mendasar:
- Jujur.
- Berkomitmen.
- Bertanggung Jawab.
"Apapun semisal kita berhitung ini pekerjaan tidak ada profitnya, tapi tanggung jawab tetap nomor satu demi tidak mengecewakan customer." Untuk generasi muda dan pelaku usaha, ia memberikan pesan kunci:
"Jangan pernah takut untuk bermimpi dan mencoba. Karena apa yang kita dapatkan hari ini itu adalah hasil dari mimpi kita di masa lalu. Terus jangan jadikan tantangan itu sebagai suatu rintangan, tapi jadikan tantangan itu sebagai motivasi untuk evolusi."
Kisah Asmaul Husna adalah bukti nyata bahwa dengan modal nekat, mimpi besar, dan komitmen untuk menolong sesama, seorang wanita tangguh dapat mengubah keterbatasan menjadi kerajaan bisnis yang menginspirasi. Ia tidak hanya membangun perusahaan, tetapi juga warisan keluarga dan solusi bagi ribuan pelaku usaha di Indonesia.
Sumber : Ch.ytb. Naik Kelas
Modal Nekat! Sekarang Sukses Bisnis Impor Omzet 20 Miliar
0 Komentar