Dari Ladang Jagung hingga Kandang Ayam: Kisah PT Harim Bertumbuh Bersama Gorontalo tahun 2025
GORONTALO dijuluki "Provinsi Jagung" bukan sekadar label, melainkan cerminan nyata dari kekayaan agraris Provinsi Gorontalo. Di tengah hiruk pikuk potensi alam ini, Gorontalo telah menjadi magnet bagi modal asing (Foreign Direct Investment FDI), menarik perhatian serius dari investor internasional. Salah satu kisah paling menonjol adalah perjalanan PT Harim, perusahaan investasi asal Korea Selatan, yang sejak tahun 2009 telah mengukir jejaknya di tanah Serambi Madinah ini.
Lebih dari sekadar entitas bisnis, PT Harim telah menyerap diri menjadi bagian integral dari ekosistem ekonomi lokal, membangun jembatan antara teknologi pengolahan global dan hasil panen petani lokal. Kisah mereka adalah cerminan optimisme di tengah tantangan infrastruktur, sekaligus bukti otentik dari potensi Gorontalo di kancah investasi global.
Menjejakkan Kaki: PT Harim dan Ekosistem Jagung Gorontalo
PT Harim pertama kali beroperasi di Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, pada tahun 2009. Fokus awal perusahaan adalah pada pengeringan jagung. Seiring berjalannya waktu, investasi diperluas ke Kabupaten Gorontalo, tepatnya di Isimu, pada tahun 2012, termasuk bisnis peternakan ayam petelur (layer).
Di bawah naungan holding company Farmsco Indonesia—yang memiliki entitas lain seperti Farmsco Feed Indonesia (pakan ternak di Serang) dan CTU (peternakan di Pandeglang) PT Harim memegang peran vital: memastikan ketersediaan bahan baku pakan ternak berkualitas.
Proses Bisnis yang Sederhana namun Vital
"Kami bekerja sama langsung dengan para petani di sini," ujar Hendra Irawan, Manajer Perencanaan PT Harim. Model bisnis PT Harim adalah siklus tertutup yang memberdayakan:
- Pengadaan Langsung: PT Harim membeli jagung langsung dari kelompok tani atau supplier lokal di Gorontalo.
- Pengeringan Kualitas: Jagung tersebut dikeringkan di pabrik hingga mencapai kadar air ideal, yaitu 15%. Hendra menjelaskan bahwa PT Harim menerima jagung yang masih memiliki kadar air lebih tinggi (syukur-syukur di bawah 25%), tetapi kualitas ini akan memengaruhi potongan harga (refraksi).
- Pengiriman ke Jawa: Jagung kering selanjutnya dikirim ke PT Farmsco Feed Indonesia di Serang untuk diolah menjadi pakan ternak.
- Distribusi Pakan: Pakan ternak ini kemudian disalurkan ke peternakan entitas mereka sendiri, PT Cahaya Teknologi Unggas (CTU), dan juga dijual ke peternak-peternak lain.
Pemilihan Gorontalo sebagai basis operasi bukanlah kebetulan. Hendra Irawan menegaskan, sumber daya alam Gorontalo, terutama di bidang pertanian jagung, sangat melimpah, bahkan masuk dalam 10 besar provinsi penghasil jagung di Indonesia.
Baca Juga : Modal Rp5 Juta Menuju Omzet Rp20 Miliar, Kisah Inspiratif Ibu Asmaul Husna, Ratu Bisnis Impor Indonesia
Tantangan Klasik dan Modern: Ujian Ketahanan Bisnis
Meskipun potensi jagung Gorontalo menjanjikan pasokan stabil, PT Harim tak luput dari serangkaian tantangan yang menguji ketahanan dan efisiensi operasional mereka.
1. Masalah Klasik: Infrastruktur dan Aksesibilitas
Tantangan utama yang disoroti adalah kondisi infrastruktur jalan, terutama di areal Pohuwato yang bergunung-gunung.
Jalan yang Buruk: Saat musim hujan, akses jalan menuju areal panen sering kali terputus (misalnya jembatan) atau becek, menghambat transportasi jagung dari kebun ke gudang pengeringan. "Mudah-mudahan dari pemerintahan Provinsi Gorontalo bisa melirik itu," harap Hendra, menekankan bahwa infrastruktur adalah nomor satu untuk meningkatkan iklim investasi dan perekonomian petani.
2. Hambatan Logistik: Rebutan Kontainer
Kendala logistik yang lebih modern muncul saat musim panen raya (peak season). Pada periode ini, jagung menumpuk di gudang-gudang, tetapi PT Harim menghadapi masalah minimnya ketersediaan kontainer kosong (MT) dan armada ekspedisi di pelabuhan atau depo Anggrek untuk pengiriman ke Pulau Jawa.
Dampak: Keterlambatan pengiriman ini secara otomatis menunda produktivitas di pabrik pakan di Serang, berpotensi menimbulkan kerugian dan menghambat pemenuhan permintaan pasar yang sudah ada (repeat order).
Harapan: Perusahaan berharap ada intervensi pemerintah untuk menambah kapasitas kapal atau jadwal pelayaran di masa puncak panen untuk mengatasi kelangkaan kontainer.
3. Kendala Operasional: Listrik yang Tak Stabil
Tantangan lain yang sangat mengganggu proses produksi adalah pemadaman listrik yang sering terjadi, khususnya di Pohuwato. Proses pengeringan jagung adalah tahap vital yang membutuhkan listrik stabil. Pemadaman dapat menghentikan seluruh proses, menyebabkan penumpukan jagung petani dan kerugian operasional. Pihak PT Harim telah berulang kali berkomunikasi dengan PLN tetapi belum mendapatkan solusi yang pasti.
Baca Juga : Jejak Bisnis Dr. Hegi Harjoyo Membangun Best Doug Bakery dari Nol hingga Jadi Konsultan 50 Klien
Kemitraan dan Edukasi: Kunci Kualitas Jagung
Untuk memastikan kualitas bahan baku, PT Harim berupaya mengedukasi petani, meskipun kebijakan perusahaan adalah memberikan kebebasan kepada petani untuk menjual hasil panennya ke mana pun.
Standar Kualitas Tinggi
Hendra Irawan memberikan tips tegas bagi para petani agar jagung mereka dihargai tinggi:
- Kadar Air Ideal: Usahakan jagung dikeringkan di bawah kadar 15% (moisture) untuk menghindari potongan harga (refraksi).
- Jaga Kualitas: Perhatikan kualitas biji jagung. Jangan sampai ada biji yang berjamur, berkutu, atau biji mati. Ambang batas toleransi perusahaan sangat ketat; di atas 2% kualitas buruk, jagung berisiko ditolak.
Pelajaran dari Kemitraan
PT Harim pernah mencoba model kemitraan dengan memberikan modal kepada petani. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa sebagian petani tidak mengembalikan modal tersebut. Oleh karena itu, perusahaan kini memilih sistem transaksi jual-beli langsung yang lebih fokus pada kualitas.
Transparansi: PT Harim menjamin transparansi. Petani atau supplier diperbolehkan mengecek langsung proses penimbangan, pengukuran kadar air (moisture), dan sampling kualitas jagung yang dilakukan oleh tim QC perusahaan.
Minimum Offer: Meskipun sangat terbuka, PT Harim memiliki batas minimum pembelian, idealnya menggunakan mobil pick-up dengan volume minimal 500 kg.
Dampak Sosial dan Panggilan untuk Investor
Kehadiran PT Harim di Gorontalo tidak hanya tentang angka impor dan ekspor; ia juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan sosial-ekonomi lokal.
Menciptakan Lapangan Kerja
Kehadiran perusahaan modal asing ini telah menjadi solusi bagi masalah pengangguran di daerah. PT Harim fokus merekrut putra-putri daerah untuk mengisi posisi di pabrik dan operasional.
- Syarat Rekrutmen: PT Harim memiliki persyaratan rekrutmen yang sederhana namun mendasar: jujur, punya integritas, dan mau bekerja. Untuk posisi produksi, minimal pendidikan adalah SMA/SMK.
- Rencana Masa Depan: Sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi, PT Harim berencana untuk menghidupkan kembali bisnis ayam petelur mereka dan meningkatkan kebutuhan manpower.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Meskipun kondisi ekonomi kadang lesu, PT Harim tetap menjalankan program CSR sebagai bentuk komitmen kontribusi pada komunitas sekitar. Program ini menjadi bukti bahwa perusahaan peduli terhadap perkembangan masyarakat di luar lingkup bisnis utama mereka.
Pesan untuk Investor dan Pemerintah
Sebagai pemain investasi asing yang telah lama berkecimpung, Hendra Irawan menyampaikan pesan penting:
- Untuk Investor: Calon investor disarankan untuk melirik sektor yang memiliki sumber daya melimpah di Gorontalo, seperti jagung atau kelapa. Ada juga peluang di sektor perikanan. Investor perlu menyesuaikan emiten atau jenis investasi dengan potensi lokal yang ada.
- Untuk Pemerintah: Perusahaan berharap pemerintah daerah dapat mempermudah perizinan dan meningkatkan komunikasi demi menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, di samping memperbaiki masalah infrastruktur dan listrik.
Penutup: Optimisme di Balik Nama "Harim"
Hendra Irawan sempat menjelaskan bahwa "Harim" dalam bahasa Korea memiliki arti "petani". Nama ini sejalan dengan filosofi perusahaan untuk bekerja langsung dengan petani.
Kisah PT Harim adalah narasi bisnis yang jujur: investasi selalu datang bersama tantangan. Namun, dengan keyakinan pada potensi alam Gorontalo dan komitmen untuk berkolaborasi dengan petani lokal, perusahaan Korea ini menunjukkan bahwa modal global dan sumber daya lokal dapat bersinergi, menghasilkan pakan ternak berkualitas tinggi, dan pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cerah bagi Provinsi Gorontalo.
Sumber : BICARA INVESTASI GORONTALO Dinas Penanaman Modal PTSP Prov. Gorontalo
Kisah Sukses PMA | PT. Harim Farmsco Indonesia (Industri Jagung Kab.Pohuwato - Provinsi Gorontalo)
Reviewed by arcomedia.pro
on
Agustus 23, 2025
Rating:





Tidak ada komentar: