Kisah Ahmad Syihab Udin: Wirausaha Budidaya Ikan Nila Kolam Bundar Modern Menembus Pasar Ekspor 2025

Strategi Sukses Budidaya Ikan Nila Modern, Tembus Pasar Ekspor 

Perjalanan wirausaha adalah sebuah siklus pasang surut. Bagi Ahmad Syihab Udin, pendiri dan pemilik Kilang Tilapia di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, siklus tersebut membawanya dari puncak bisnis unggas menuju kebangkitan yang tak terduga di sektor perikanan. Kisahnya adalah cerminan ketangguhan wirausaha Indonesia yang mampu beradaptasi dan melihat peluang di tengah badai.

Ahmad Syihab Udin: Budidaya Ikan Nila Kolam Bundar

Dari Kegagalan Unggas Hingga Gemilang di Bisnis Ikan Nila

Dalam kisahnya yang diceritakan pada saluran youtube PecahTelurAhmad Syihab Udin mengawali karirnya di dunia peternakan sejak tahun 2003, berfokus pada bagian penjualan dan pemasaran peternakan unggas. Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang rantai pasok dan dinamika pasar. Pada tahun 2010, Pak Ahmad memutuskan untuk mandiri dan fokus pada usaha peternakan ayam petelur. Bisnisnya terus berkembang, bahkan merambah inovasi pada tahun 2015 dengan mengintegrasikan kandang ayam di atas kolam budidaya ikan lele (sistem minapadi atau silvofishery sederhana), sebuah langkah yang menunjukkan visi integrasi dalam usaha.

Badai COVID-19 dan Titik Balik

Sayangnya, layaknya banyak wirausaha lain, usahanya diterpa badai hebat Pandemi COVID-19 pada tahun 2019 hingga 2020. Usaha ayam petelurnya yang memiliki populasi besar dan melayani hampir 250 pelanggan mengalami kebangkrutan total.

"Omset pakan ayam kita, populasi ayam kita bukan menurun, tetapi hilang... [kami] termasuk kita ngremboko grup yang kena badai Corona itu Alhamdulillah pada gak kuat bertahan," kenang Pak Syihab.

Untuk bangkit dari keterpurukan, ia dihadapkan pada kebutuhan modal yang sangat besar, mencapai estimasi Rp1,8 miliar jika ingin kembali membangun populasi ayam 9.000 ekor seperti sebelumnya. Pak Syihab kemudian mengambil keputusan strategis: beralih ke sektor yang membutuhkan modal usaha yang lebih sedikit namun memiliki potensi pasar yang luas. Pilihannya jatuh pada budidaya ikan nila dengan sistem kolam bundar modern.

Budidaya Ikan Nila: Solusi Modal Murah dengan Peluang Besar

Peralihan ke budidaya ikan nila menjadi kunci. Ia membandingkan modal yang dibutuhkan: jika kembali ke ayam petelur butuh modal layaknya 'semangka', maka untuk memulai Kilang Tilapia dengan kolam bundar HDPE 500 mikron, modalnya hanya sekitar Rp300 juta.

"Kalau untuk kilang tilapea ke kolam bulat HDPE 500 mikron ini kurang lebih di $\text{Rp}300\text{ }$juta sudah bisa, termasuk bisnis yang murah," ujarnya.

Inilah daya tarik utama bagi wirausaha pemula atau yang ingin bangkit dengan risiko modal yang lebih terkendali.

Pertumbuhan Kilang Tilapia di Kediri

Dimulai hanya dari 4 kolam bundar, tekad Pak Syihab membuahkan hasil. Kini, Kilang Tilapia telah berkembang pesat menjadi 36 kolam bundar yang beroperasi penuh, bahkan memiliki ambisi untuk mencapai 1000 kolam.

Setiap kolam berdiameter 4 meter, ditebar dengan kepadatan 100 ekor per meter kubik, yang berarti sekitar 1.200 ekor per kolam. Target panennya fantastis: 200 hingga 250 kilogram per kolam dalam jangka waktu panen yang efisien.

Budidaya Ikan Nila Ahmad Syihab Udin

Strategi Budidaya Nila Modern ala Kilang Tilapia

Kilang Tilapia tidak menggunakan sistem tradisional. Mereka menerapkan sistem budidaya nila modern yang fokus pada manajemen kualitas air dan nutrisi pakan.

Bukan Bioflok, Tapi Airasi Intensif

Meskipun banyak yang salah kaprah bahwa budidaya kolam bundar adalah bioflok, Pak Syihab menjelaskan bahwa sistem mereka adalah airasi intensif. Mereka menggunakan alat seperti Super Chest hingga Root Blower murni untuk memastikan kadar oksigen terlarut (DO) tetap tinggi.

"Kita ndak pakai bioflok, cuman salah kaprahnya orang kalau kolam bulat itu bioflok. Kita pakai airasi, alat namanya Super Chest... murni keseluruhannya pakan pabrik," tegasnya.

Kunci Sukses: Oksigen, pH, dan Pakan Premium

Filosofi budidaya Pak Syihab sangat menekankan pada kualitas lingkungan air:

  • Oksigen Optimal: Tanpa oksigen bagus, ikan tidak mau makan. Mereka menjaga kadar oksigen, idealnya di atas 5. Pengecekan dilakukan intensif, bahkan setelah hujan.
  • pH Stabil: Kisaran pH terbaik adalah 6 sampai 8, dengan target stabil di 6,5 hingga 7,2. Keseimbangan ini dijaga dengan pemberian mineral khusus.
  • Pakan Berkualitas: Mereka menggunakan pakan pabrik dengan protein minimal 26 hingga 28 agar pertumbuhan cepat dan daging tebal. Perkiraan budidaya adalah 10 sak pakan per 1000 ekor.
  • Dengan sistem ini, Pak Syihab menjamin: "Kalau PH bagus, oksigen bagus, makannya bagus, kalau makannya bagus, ikan cepat gemuk, cepat panen."

Target Panen Cepat:

  • Benih ukuran 1 kilo isi 80 ekor (gelondong)
  • Pakai pakan protein tinggi (min.26%)
  • Hasil: Sekilo isi 4 sudah bisa panen dalam 2,5 bulan.

Inovasi Produk dan Peluang Ekspor

Pak Syihab melihat peluang pasar ekspor yang besar untuk ikan nila. Ia berinovasi pada produk pasca panen untuk meningkatkan nilai jual:

  1. Nila Frozen: Produk utama Kilang Tilapia.
  2. Marinasi dan Non-Marinasi: Menyediakan pilihan ikan beku yang sudah dibumbui (marinasi) atau tanpa bumbu.
  3. Bebas Jeroan dan Insang: Produk dijual dalam kondisi siap olah, menghilangkan sisik, jeroan, dan insang (No Sisik, No Jeroan, No Insang), yang sangat dicari oleh konsumen modern dan pasar ekspor.

Peluang ekspor Nila sangat terbuka, bahkan untuk kebutuhan konsumsi Haji dan Umrah di Arab Saudi yang mencapai 30 juta ton, serta pengiriman ke Amerika Serikat oleh perusahaan besar lain. Nila, yang di Indonesia tergolong ikan biasa, ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar global.

Membangun Ekosistem Wirausaha Lewat Tilapia Academy

Sebagai thought partner yang suportif, Pak Syihab tidak hanya fokus pada bisnisnya. Ia ingin membagikan ilmu dan pengalamannya. Kilang Tilapia membuka konsep Akademi Tilapia—program pelatihan komprehensif untuk calon wirausaha perikanan yang tertarik dengan budidaya ikan nila modern.

Budidaya Ikan Nila Ahmad Syihab Udin

Pelatihan ini tidak hanya diisi oleh praktisi, tetapi juga mendatangkan narasumber dari pabrik pakan dan para Profesor untuk menjamin materi yang akurat dan up-to-date. Ini adalah langkah nyata dalam mendukung pertumbuhan wirausaha perikanan di Indonesia.

Filosofi Hidup dan Prinsip Wirausaha Sukses

Kisah Ahmad Syihab Udin tidak lengkap tanpa membahas filosofi hidup dan bisnisnya yang kuat. Ia menganut dua prinsip utama:

1. Bisnis Akhir Zaman: Prinsip Kehalalan

Salah satu alasannya memilih ikan nila adalah prinsip kehalalan 100% yang ia yakini.
"Ikan ini Alhamdulillah tentang halalnya bisa 100%... Kenapa ikan? Karena tanpa disembelih pun sudah halal," jelasnya.

Prinsip ini memberinya ketenangan batin dalam menjalankan usaha, di mana ikan, bahkan jika langsung digoreng tanpa disembelih, tetap halal untuk dikonsumsi.

2. Menghadapi Masalah adalah Nikmat

Bagi Pak Syihab, wirausaha dan hidup adalah proses tanpa henti untuk menyelesaikan masalah satu ke masalah berikutnya. Ia melihat masalah bukan sebagai beban, melainkan sebagai nikmat.
"Gak mungkin orang itu selesai dari masalah terus gak ada masalah yang lain, karena kita itu hidup ini ya menyelesaikan masalah satu ke masalah berikutnya."

Ia menekankan pentingnya cara pandang terhadap masalah. Masalah sepele bisa menjadi berat jika cara pandang salah. Ia juga mengingatkan agar wirausaha tidak banyak alasan.
"Sak luas-luase alas, diombo alasan. Jadi kalau orang sudah berpikir banyak alasan itu pasti ya gak sukses."

3. Zakat dan Manfaat bagi Sesama

Kunci sukses finansial yang ia yakini adalah zakat 2,5% sebagai pembersih harta dan pendorong keberkahan. Tujuan utama menjadi pengusaha baginya adalah bermanfaat bagi banyak orang, menciptakan lapangan kerja, dan berbagi dengan sesama.

Inspirasi Wirausaha Nila dari Kediri

Kisah Ahmad Syihab Udin dan Kilang Tilapia dari Kediri adalah narasi yang kuat tentang ketangguhan wirausaha, pentingnya adaptasi, dan visi jangka panjang. Dari bangkrutnya peternakan unggas, ia bangkit dengan modal yang lebih efisien di budidaya ikan nila kolam bundar modern.

Model bisnis budidaya nila modern yang fokus pada kualitas air, pakan premium, dan inovasi produk siap olah (Nila Frozen No Jeroan) telah membuka jalan bagi Kilang Tilapia untuk tidak hanya menguasai pasar lokal tetapi juga bersiap menembus pasar ekspor global. Ini membuktikan bahwa bisnis perikanan air tawar, khususnya ikan nila, adalah peluang wirausaha yang menjanjikan di era modern.

Budidaya Ikan Nila Ahmad Syihab Udin

Filosofi bahwa "masalah adalah nikmat" dan komitmen terhadap kualitas produk (Nila Frozen No Jeroan) menjadikan Kilang Tilapia lebih dari sekadar peternakan ikan, tetapi sebuah model bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.

Kini, dengan visi mencapai 1000 kolam dan inisiatif Akademi Tilapia, Kilang Tilapia siap menjadi poros baru dalam industri perikanan nasional, membuktikan bahwa protein tinggi dan halal dapat diproduksi massal dengan standar modern.

Kami mengundang Anda, para calon wirausaha perikanan dan penggemar bisnis, untuk berinteraksi dan mengambil inspirasi dari kisah ini:

  1. Mengenai Adaptasi Bisnis: Setelah melihat transisi sukses dari unggas ke perikanan, tantangan atau hambatan terbesar apa yang paling menghalangi Anda untuk beradaptasi dan memulai usaha di sektor perikanan, khususnya Budidaya Ikan Nila Kolam Bundar?

  2. Mengenai Inovasi Produk: Produk Nila Frozen No Jeroan milik Kilang Tilapia menyasar pasar modern dan ekspor. Menurut Anda, inovasi produk olahan atau value-added apalagi yang bisa dikembangkan dari ikan nila untuk meningkatkan daya saing di pasar global?

  3. Mengenai Nilai Inti Wirausaha: Pak Syihab menekankan pentingnya filosofi tidak banyak alasan dan fokus pada zakat dan manfaat sosial. Bagaimana Anda menerapkan nilai-nilai non-finansial ini dalam bisnis Anda sehari-hari?
Berikan jawaban anda di kolom komentar, semoga menginpirasi kita semua. terima kasih.

Sumber : Ch.ytb. PecahTelur : Budidaya Ikan Akhir Zaman: Rahasia Sukses Dari Nol Hingga 56 Kolam!

Komentar