3 Kunci Sukses Beternak Sapi Potong dan Perah dari Pakar Ternak Blitar, Nur Trianto Handoyo Farm

Metafisika di Balik Kandang: Rahasia Sukses Nur Trianto Membangun Handoyo Farm

Di sebuah sudut Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, deru mesin pencacah pakan berpadu dengan lenguhan ratusan ekor sapi. Di sana, berdiri Handoyo Farm, sebuah instalasi peternakan yang menjadi buah bibir bukan hanya karena populasinya yang mencapai ratusan ekor, melainkan karena sosok di baliknya: Nur Trianto.

Pakar Ternak Sapi Nur Trianto, Handoyo Farm Blitar

Dalam sebuah wawancara khusus di saluran youtube PecahTelur Nur Trianto mengungkapkan bahwa, beternak sapi bukan sekadar urusan manajemen pakan atau jual beli ternak. Ia menyebutnya sebagai perjalanan spiritual. Sebuah filosofi hidup di mana angka-angka keuntungan hanyalah efek samping dari ketaatan kepada Sang Pencipta dan bakti kepada orang tua.

Awal Mula: Modal "Nekat" dan Sepeda Pancal

Kisah Handoyo Farm dimulai pada tahun 1993. Saat itu, Nur masih duduk di bangku SMP. Di usia yang masih sangat muda, ia sudah memiliki visi yang tajam. Dengan modal pinjaman dari Bank BRI sebesar Rp1,5 juta—nilai yang cukup besar kala itu—ia membeli dua ekor sapi putih Brenggolo.

"Waktu itu saya mengangsur ke bank di Srengat pakai sepeda pancal. Perjalanan satu jam," kenang Nur. Kegigihannya diuji saat ia menjual sapi pertamanya dan hanya meraup untung Rp150 ribu yang harus dibagi dua. Namun, dari Rp75 ribu itulah, api semangatnya berkobar. Ia tidak malu menjadi "blantik" (makelar sapi), mendatangi kandang ke kandang, mencari sapi yang bisa ia gemukkan dan jual kembali.

Formula Kecerdasan Spiritual (SQ) 100%
Dalam monolognya yang reflektif, Nur membedah rahasia kesuksesan yang menurutnya sering disalahpahami orang banyak. 

Ia membagi kecerdasan menjadi tiga pilar:

  • IQ (Kecerdasan Intelektual): Hanya menyumbang 20% kesuksesan.
  • EQ (Kecerdasan Emosional): Menyumbang 50%.
  • SQ (Kecerdasan Spiritual/Empati): Menyumbang 100% kesuksesan dunia dan akhirat.
"Orang yang punya SQ tinggi pasti sukses, karena ia mampu mengombinasikan ketiganya," tegasnya. Baginya, modal finansial hanyalah 25% dari variabel usaha. Sisanya adalah keyakinan, kesungguhan, dan kemantapan hati.
Pakar Ternak Sapi Nur Trianto, Handoyo Farm Blitar

Strategi "Subsidi Silang" di Handoyo Farm

Secara teknis, Handoyo Farm menerapkan manajemen yang sangat cerdas melalui Sistem Subsidi Silang. Nur mengombinasikan sapi potong dan sapi perah. Mengapa?
  1. Sapi Perah: Memberikan arus kas harian (daily cashflow) dari penjualan susu. Hasil ini digunakan untuk biaya operasional harian dan membeli bahan pakan.
  2. Sapi Potong: Berfungsi sebagai tabungan jangka panjang. Margin dari sapi perah digunakan untuk membiayai pertumbuhan sapi potong hingga mencapai bobot maksimal.
Nur mengingatkan bahwa secara normatif, keuntungan riil beternak sapi ada di kisaran 3% hingga 5%. "Kalau ada yang bilang 20%, itu mungkin bukan logika normatif. Kuncinya adalah efisiensi dan volume," jelasnya.
Pakar Ternak Sapi Nur Trianto, Handoyo Farm Blitar

Tiga Kunci Teknis: Bibit, Pakan, dan Kesehatan

Meski kental dengan sisi spiritual, Nur tetaplah seorang teknokrat di kandangnya. Ia membagikan tiga kunci utama sukses beternak:

1. Pemilihan Bibit (60-70% Penentu Sukses)

Nur menekankan agar peternak memiliki skill dalam memilih bakalan. Ciri-ciri sapi unggul menurutnya adalah:
  • Tulang rusuk yang melengkung lebar (kuwung).
  • Kaki yang kokoh dan postur tubuh panjang.
  • Bulu halus dan sorot mata yang sehat.

2. Manajemen Pakan yang Presisi

Handoyo Farm meramu pakannya sendiri secara mandiri (self-mixing). Nur menggunakan berbagai bahan seperti:
  • Sumber Karbohidrat: Tepung gaplek dan polar.
  • Sumber Protein: Bungkil kedelai (BKK) dengan protein 46%, cgf, dan dkts.
  • Sumber Lemak: Bungkil sawit dan kopra.
  • Sumber Serat: Kulit kopi.
Pesan Nur: "Jangan setengah-setengah memberi pakan. Sapi potong itu maksimal 4 bulan harus sudah gemuk dan dilepas. Jika lebih, kita kalah di biaya operasional karena pertumbuhan bobot harian (ADG) akan melambat."
Pakar Ternak Sapi Nur Trianto, Handoyo Farm Blitar

3. Kesehatan dan Parasit

Banyak peternak gagal karena meremehkan kesehatan. Nur mewajibkan pemberian obat cacing secara berkala—baik internal maupun eksternal (kutu)—karena parasit inilah yang mencuri nutrisi pakan sebelum diserap tubuh sapi.

Menghadapi Badai PMK dengan Optimisme

Saat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melumpuhkan industri peternakan, Nur Trianto justru menunjukkan kelasnya sebagai peternak yang tenang. Di saat orang lain menjual rugi ternaknya karena takut, Nur tetap membeli sapi.

Ia menggunakan pengobatan sederhana namun konsisten: Air hangat dan garam krosok. Garam digunakan untuk menurunkan demam dan merangsang nafsu minum sapi agar tidak dehidrasi. "Kuncinya sabar dan telaten. Jangan terburu-buru disuntik bahan kimia jika kondisi sapi sedang demam tinggi, cukup jaga asupan energi dan kebersihan mulutnya," sarannya.

Metafisika: Istri, Orang Tua, dan "Faktor X"

Inilah bagian paling menyentuh dari kisah Nur Trianto. Ia percaya pada Metafisika—hal yang melampaui logika fisik.

Ia meyakini rezeki besar yang ia terima saat ini adalah buah dari ketaatan kepada ibunya. Ia mengibaratkan kebaikan orang tua seperti sebutir kelapa utuh (kelopo kambil), sedangkan bakti anak hanya sebutir nasi (upo).

"Rezeki itu datang dari empat pintu: Doa orang tua, doa istri yang salihah, doa anak yang saleh, dan doa teman/saudara," tuturnya. Ia bahkan bercerita bagaimana perjuangannya mendapatkan sang istri—seorang pegawai bank BCA kala itu—yang sempat menolaknya tiga kali. Namun, ketekunannya sebagai peternak sapi akhirnya meluluhkan hati sang istri, yang kini menjadi "hoki" terbesar dalam bisnisnya.

Nur juga sangat menekankan pentingnya berbagi. Baginya, usaha yang diiringi kegiatan sosial adalah "usaha yang tidak akan pernah bangkrut." Inilah yang ia sebut sebagai ibadah vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannas) yang bertemu dalam satu titik keberkahan.

Pakar Ternak Sapi Nur Trianto, Handoyo Farm Blitar

Penutup: Ilmu "Katon Penak"

Menutup kisahnya, Nur Trianto memberikan pesan kepada generasi muda. Sukses itu katon penak (terlihat mudah) jika dilihat dari luar, namun di dalamnya ada proses riyadhah (tirakat) yang panjang. Kesuksesan Handoyo Farm bukan sekadar tentang populasi sapi yang kini mencapai 350 ekor, melainkan tentang hati yang bersih dan doa orang tua yang tembus ke langit.

Bagi Nur, rezeki tidak akan tertukar. Ia sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar, baik tentang formulasi pakan maupun manajemen kandang. Karena baginya, puncak kebahagiaan bukanlah saat melihat saldo bank bertambah, melainkan saat ilmu yang ia bagikan mampu bermanfaat bagi orang lain.

Posting Komentar

0 Komentar