Inspirasi Bisnis : Bangkit dari Titik Nol Menjadi Ratu Kuliner Pedas

sambal

Dalam dunia bisnis yang penuh gejolak, Erna Sari, pendiri Ayam Penyet Bandung (APB), membuktikan bahwa ketekunan, adaptasi, dan keberanian adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Kisahnya adalah cerminan dari filosofi hidupnya: "kegagalan adalah pengalaman berharga untuk menata masa depan yang lebih baik, karena proses tidak akan pernah mengkhianati hasil."

Perpindahan Bisnis yang Mengubah Hidup

Sebelum terjun ke dunia kuliner, Erna Sari adalah seorang pengusaha konter handphone yang sukses selama 14 tahun. Namun, laju perubahan teknologi dan persaingan ketat dari ritel modern membuatnya tergerus. Pulsa yang dulu hanya bisa didapatkan di konter, kini dapat dibeli dengan mudah melalui ATM dan aplikasi. Penjualan handphone pun tak lagi menjanjikan karena model baru terus bermunculan sebelum yang lama habis terjual. Cash flow terganggu, dan ia harus membuat keputusan sulit: pindah haluan.

Berangkat dari hobi memasak, ia mencoba peruntungan di bidang kuliner. Awalnya, ia bereksperimen dengan mie ayam dan seblak, tetapi kedua usaha itu tidak bertahan lama. Akhirnya, ia menemukan keunggulan pada resep sambal keluarga dan memutuskan untuk fokus pada ayam penyet. Nama "Ayam Penyet Bandung" dipilih karena ia berasal dari Sunda, dan ia yakin makanan khas Bandung dikenal lezat serta mudah diterima oleh masyarakat luas.

Membangun Kerajaan Kuliner dari Pinjaman dan Jerih Payih

Berbekal pinjaman dari keluarga dan sisa modal dari usaha konter, Erna memulai APB pada tahun 2013. Konsepnya sederhana: menyediakan makanan siap saji yang praktis untuk para pekerja yang sibuk. Konsep ini diterima dengan baik oleh pasar. Dari keuntungan cabang pertama, ia menerapkan strategi copy-paste: membuka cabang kedua, ketiga, dan seterusnya hingga mencapai sembilan cabang.

Namun, perjalanan ini tidak mulus. Ia pernah mengalami keruntuhan hebat. Dalam satu hari, dua cabangnya tutup. Bahkan, ia pernah mengalami pahitnya dikhianati oleh karyawannya sendiri yang dibajak oleh pengusaha lain, membawa serta konsep dan resep yang telah ia ajarkan. Meskipun terasa sakit, ia memilih untuk bangkit dan menata kembali semuanya.


sambal ceurik

Pukulan Pandemi dan Kebangkitan yang Penuh Haru

Tahun 2020 menjadi titik terberat dalam perjalanannya. Pandemi COVID-19 memaksa semua cabangnya tutup, dan ia harus memulangkan seluruh karyawannya. Omsetnya terjun bebas, dan ia berada di titik nol. Di tengah keterpurukan, ia mendengar rintihan dari para karyawannya yang kehilangan pekerjaan: "Bu, susu anak saya sudah habis, kapan saya bisa kerja lagi?" Rintihan itu menjadi beban sekaligus motivasi yang membakar semangatnya. Ia berjanji pada dirinya sendiri: ia harus bangkit, demi mereka.

Berbekal sisa tabungan dan semangat nekat, Erna mengambil risiko terbesar dalam hidupnya. Dengan segala keterbatasan, ia memberanikan diri membuka kembali cabang kesembilan di tahun 2021, saat pandemi masih berlangsung. Dan di sinilah keajaiban terjadi. Cabang kesembilan ini justru menjadi fondasi bagi kebangkitannya. Omsetnya pulih, bahkan melebihi masa sebelum pandemi. Semua timnya dipanggil kembali, dan mereka kembali bekerja sama.

Berkat Pandemi, Tumbuh dan Berinovasi

Erna melihat pandemi sebagai berkah tersembunyi. Ia menggunakan masa sulit itu untuk belajar dan meng-upgrade diri. Ia yang dulunya gaptek, kini mahir dalam digital marketing dan literasi keuangan. Ia menciptakan berbagai corong pemasaran, memaksimalkan media sosial, dan bergabung dengan semua platform online food dan marketplace. Adaptasi ini membuat omsetnya terus membaik.

Memahami kebiasaan konsumen yang menyukai kepraktisan, ia melakukan diversifikasi produk. APB tidak hanya menjual ayam penyet, tetapi juga berbagai frozen food seperti ayam ungkep dan bebek ungkep, serta produk sambal kemasan. Sambal kemasannya menjadi best-selling dan mendapatkan permintaan yang tinggi dari pelanggan yang ingin membawanya pulang atau bepergian.

Inovasi produk sambalnya pun tidak main-main. Ia membuat enam varian dengan nama-nama unik yang punya cerita tersendiri, seperti Sambal Ceri (terinspirasi dari almarhum ibunya) dan Sambal Jodak (untuk acara keluarga besar). Produk sambalnya bahkan lolos dalam program inkubasi Kementerian dan sudah siap untuk diekspor.

Membangun Kemitraan dan Visi Mengglobal

Ciri khas APB tidak hanya pada kelezatan ayam dan sambalnya, tetapi juga pada bahan baku berkualitas tinggi yang didapatkan dari petani lokal, serta proses produksi yang higienis. Visi Erna kini semakin luas. Ia ingin APB tidak hanya sekadar bisnis, tetapi juga wadah untuk membuka lapangan pekerjaan dan peluang usaha seluas-luasnya. Ia mengembangkan program kemitraan dan sudah memiliki mitra di Bandung.

Selain itu, ia juga membuka peluang kerja sama untuk reseller, distributor, afiliator TikTok, bahkan menerima jasa maklon untuk produk sambal. Dengan begitu, APB bisa tumbuh bersama para mitranya.

Dengan segala pencapaiannya, Erna tidak pernah merasa puas. Ia terus belajar dan berjuang. Ia percaya bahwa bisnis tanpa ilmu adalah hal yang sia-sia, apalagi di tengah tantangan yang semakin berat. Ia berpesan kepada para pengusaha lain: “mental dan daya juang harus kuat.”

Erna Sari adalah bukti nyata bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, melainkan tangga menuju keberhasilan. Dengan keyakinan, kerja keras, dan visi yang jelas, ia berhasil mengubah hobi menjadi bisnis yang kokoh, memberdayakan banyak orang, dan kini siap membawa cita rasa pedas khas Indonesia ke panggung dunia.

sumber ch youtube : JAGA LILIN Wanita Hebat Berawal Jualan Pinggir Jalan Kini Produksi Sambal Kemasan

Posting Komentar

0 Komentar