Rumah Impian yang Luluh Lantak: Kronik Penjarahan Ahmad Syahroni

Sebuah rumah mewah di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, biasanya menjadi saksi bisu kemegahan. Tempat tinggal seorang politisi terkenal yang dikenal dengan gaya hidup mewah, penuh dengan koleksi mobil sport, motor besar, dan jam tangan super mahal. Namun, pada Sabtu sore tanggal 30 Agustus 2025, suasana berubah mencekam. Ribuan orang berkumpul, suara kaca pecah terdengar, dan dalam hitungan jam, rumah itu luluh lantak.

Rumah tersebut milik Ahmad Sahroni, anggota DPR yang juga dikenal sebagai "Crazy Rich Tanjung Priok." Dalam sekejap, ia menjadi korban penjarahan terbesar yang pernah terjadi pada seorang pejabat publik di Indonesia.

Sosok di Balik Kemewahan

Ahmad Sahroni lahir dan besar di Tanjung Priok. Dari kehidupan sederhana, ia membangun bisnis hingga akhirnya masuk dunia politik. Dikenal hobi otomotif, koleksi mobilnya tak main-main: Ferrari, Lamborghini, hingga Lexus. Belum lagi motor gede berderet di garasi. Tak hanya itu, jam tangan mewah juga menjadi koleksinya, salah satunya Richard Mill Speedtail senilai Rp1,7 miliar yang kemudian jadi sorotan karena disebut hilang saat penjarahan. Gaya hidupnya yang mencolok di media sosial dan jabatannya sebagai wakil ketua Komisi III DPR membuat dirinya selalu menarik perhatian publik.

Di balik kesibukan sebagai tokoh politik dan masyarakat, Bang Roni memiliki "rumah impian" yang menjadi tempatnya melepas penat dan berkumpul bersama keluarga. Sebuah video feature berhasil membawa kita mengintip ke dalam huniannya yang terletak di salah satu gang di Tanjung Priok, Jakarta. Namun, apa yang terlihat sekarang adalah bayangan dari kemegahan yang pernah ada, setelah insiden penjarahan yang melanda.

Rumah ini bukan sekadar bangunan, melainkan cerminan dari cita-cita dan inspirasi yang ia kumpulkan, terutama dari media sosial seperti Instagram. Sebelum penjarahan, salah satu hal yang paling mencolok dari rumah Bang Roni adalah desainnya yang unik dan berbeda. Ia memilih marmer hitam untuk lantai, bukan putih seperti pada umumnya, demi menciptakan kesan elegan dan berbeda. Kini, lantai marmer itu mungkin telah rusak atau bahkan hilang di beberapa bagian, menyisakan puing dan kenangan akan keindahannya.

Lebih dari sekadar estetika, setiap sudut rumah memiliki cerita. Kolam renang indoor yang tidak terlalu dalam dirancang khusus agar aman untuk anak-anak, dilengkapi air terjun dan batuan alam yang memberikan nuansa sejuk. Setelah penjarahan, kita hanya bisa membayangkan bagaimana kolam itu kini kosong, kotor, atau bahkan mengalami kerusakan parah pada sistem air terjun dan batuan alamnya. Naik ke lantai atas, kita akan menemukan ruang keluarga yang hangat dengan lantai marmer berwarna kontras, menciptakan suasana nyaman untuk bersantai. Kini, sofa-sofa mungkin telah dirobek, perabotan hilang, dan dinding-dinding dicoret atau dirusak, menghilangkan nuansa hangat yang pernah ada.

Kecanggihan juga menjadi bagian dari rumah ini. Sebuah lift pribadi memudahkan akses hingga ke lantai atas. Sangat mungkin lift tersebut kini tidak berfungsi, atau bahkan komponen-komponen pentingnya telah dicuri, meninggalkan lubang kosong di dinding. Bagian puncak rumah, yaitu rooftop, yang dulunya disulap menjadi area kafe, kini mungkin hanyalah reruntuhan. Dari sana, pemandangan Pelabuhan Priok yang sibuk bisa dinikmati, memberikan kontras menarik antara kehidupan personal yang tenang dan hiruk pikuk kota. Namun, kini pemandangan itu dihiasi oleh sisa-sisa perabotan kafe yang berserakan, kursi-kursi yang patah, dan mungkin coretan vandalisme.

Tidak hanya soal desain, rumah ini juga menjadi galeri bagi hobi-hobi Bang Roni. Ia dengan bangga menunjukkan koleksi sepeda favoritnya dan sebuah replika mobil Ford Mustang. Setelah penjarahan, bisa dipastikan koleksi-koleksi berharga itu telah raib, menyisakan ruang kosong yang dulunya penuh dengan benda-benda kesayangan. Bagi Bang Roni, rumah ini lebih dari sekadar tempat tinggal; ini adalah perwujudan dari "rumah impiannya" yang ia bangun dengan cinta dan inspirasi. Kisah ini membuktikan bahwa meskipun rumah impian bisa terwujud di mana saja, bahkan di tengah-tengah gang padat, asalkan dibangun dengan hati dan kreativitas, namun kerentanan terhadap aksi penjarahan dapat mengubah segalanya menjadi puing-puing, meninggalkan luka mendalam bagi pemiliknya.

Peristiwa ini segera menjadi sorotan nasional. Banyak yang terkejut bagaimana seorang pejabat bisa menjadi korban penjarahan sebrutal ini. Media sosial dipenuhi komentar. Ada yang mengecam tindakan massa sebagai kriminal murni, namun ada juga yang berkomentar sinis, menyebut ini sebagai karma akibat gaya hidup yang terlalu mencolok di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit.

Di sisi lain, banyak pula yang mengingatkan bahwa apapun alasannya, penjarahan tetaplah perbuatan melawan hukum dan tidak bisa dibenarkan. Polisi bergerak cepat, namun sayangnya, banyak barang berharga sudah hilang ketika mereka tiba.

Kasus ini bukan sekadar kriminal biasa. Mengingat status Ahmad Sahroni sebagai anggota DPR, insiden ini memunculkan pertanyaan besar tentang keamanan pejabat dan ketimpangan sosial. Peristiwa penjarahan ini menjadi pengingat bahwa harta sebanyak apa pun tidak menjamin rasa aman, dan popularitas setinggi apa pun tidak bisa menjauhkan seseorang dari risiko sosial.

Akankah para pelaku tertangkap dan barang-barang berharga kembali? Hanya waktu dan proses hukum yang bisa menjawabnya.


Posting Komentar

0 Komentar