Transformasi Modal Rp3 Juta Jadi Omzet Rp8 Miliar: Strategi Gilang Akbar Febian Owner Jayrosse di TikTok

Aroma Miliaran dari Sebotol Parfum: Kisah Nekat Gilang Akbar Febian, Owner Jayrosse 

Di usia 26 tahun, Gilang Akbar Febian adalah representasi sempurna dari pengusaha muda Gen Z yang mendefinisikan ulang makna sukses. Lima tahun lalu, ia memulai perjalanannya di industri parfum dengan modal seadanya: Rp3 juta. Hari ini, brand yang ia bangun, Jayrosse (JOS), telah menjelma menjadi raksasa di pasar online Indonesia, dengan omzet bulanan yang stabil di angka Rp6 miliar hingga Rp8 miliar (per 2024-2025).

Gilang Akbar Febian Owner Jayrosse

Dari wawancaranya di saluran youtube Naik Kelas Gilang mengaku bahwa ia bukan jebolan universitas ternama, bahkan ia hanya lulusan SMA yang sempat putus kuliah karena terlalu fokus berbisnis. Namun, dengan overconfidence yang terukur, kejelian membaca peluang digital, dan prinsip stay hungry, stay foolish, Gilang membuktikan bahwa gelar akademis hanyalah salah satu jalur. Keberanian, strategi adaptif, dan kerja keras adalah modal utama untuk sukses.

Inilah kisah lengkap bagaimana Gilang Akbar Febian mengubah Rp3 juta menjadi miliaran, menembus pasar Red Ocean dengan aroma inovasi, dan menjadikan TikTok sebagai mesin pertumbuhan omzet terkuatnya.

Dari Sepatu Bekas, Kegagalan Berulang, Hingga Tiga Juta Rupiah Pertama

Kisah bisnis Gilang bukanlah cerita tentang keberuntungan instan. Jauh sebelum Jayrosse berdiri, ia telah bergumul dengan dunia jual beli sejak masa SMA. "Mas, sebenarnya kalau untuk jual beli, saya itu dari SMA. Dulu zaman-zaman SMA itu kadang kita suka jual barang yang sudah enggak kepakai lewat Toko Bagus, yang sekarang sudah jadi OLX."

Jiwa dagang sudah mendarah daging. Saat menempuh bangku kuliah, Gilang mencoba berbagai usaha lain, tetapi banyak yang berujung kegagalan. Ia pernah mencoba menjadi reseller produk skincare, menjual jam tangan, dan berbagai ide bisnis lainnya. Kesemuanya gagal.

Namun, kegagalan-kegagalan tersebut memberinya pelajaran berharga. Puncaknya, ia memutuskan untuk berhenti kuliah di tengah jalan. Bukan karena menyerah, melainkan karena ia terlalu terfokus pada eksplorasi bisnis. Secara data, ia adalah lulusan SMA.


"Kalau untuk di bisnis, saya rasa enggak terlalu penting (gelar akademis). Mungkin ada beberapa profesi yang kita diharuskan untuk kuliah, cuman kalau untuk di bisnis sendiri itu kayaknya enggak terlalu butuh karena bisnis itu tentang pengalaman sama jam terbang."

Menemukan Celah di Industri Parfum

Titik balik datang ketika Gilang melihat adanya celah dan potensi yang belum terlalu masif di industri parfum di Indonesia pada masa itu. Mayoritas penjualan parfum masih mengandalkan toko fisik, di mana pembeli harus "mencium" aroma secara langsung. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang.

"Awal mulanya JOS itu ketika saya melihat potensi, ada potensi di industri parfum yang belum terlalu masif di Indonesia. Nah, di sana ada kepikiran kita buat brand parfum." Untuk merealisasikannya, Gilang perlu modal. Di tengah kondisi kehabisan modal, ia melakukan langkah nekat: menjual koleksi sepatu-sepatunya sendiri.

"Dulu Rp3 juta ya. Jadi saya waktu itu kebetulan lagi habis modal juga, saya sempat jualin sepatu-sepatu saya. Jadi kekumpullah ada sekitar 3 juta, itu saya beliin untuk stok parfum. Dulu ada sekitar 40 sampai 50 pcs."


Gilang Akbar Febian Owner Jayrosse

Dengan modal Rp3 juta, Jayrosse resmi start di tahun 2020. Nama JOS sendiri adalah akronim yang sangat personal, diambil dari gabungan nama orang tuanya: J (ayah) dan OS (ibu). Sebuah brand yang dibangun di atas fondasi sederhana dan harapan keluarga.

The Power of Kepepet

Gilang mengakui, ada faktor pendorong yang sangat kuat di balik keputusannya menjadi pengusaha: keterpaksaan (kepepet). "Saya bingung juga. Saya enggak lulus kuliah juga, mau kerja, kerja apa lulusan SMA? Jadi enggak ada pilihan lagi selain coba gitu. Mau enggak mau harus jadi pengusaha."

Kondisi ekonomi yang pas-pasan, di mana uang kiriman orang tua "cuma cukup buat sehari-hari, itu juga kadang-kadang kurang," memaksa Gilang untuk action. The power of kepepet ini, menurutnya, adalah alasan mengapa banyak orang menjadi pengusaha, bukan karena cita-cita sejak lahir, melainkan karena kebutuhan untuk menambah penghasilan.

Momentum TikTok, Growth Organik, dan Lompatan Omzet yang Fantastis

Tahun 2020, tahun pertama Jayrosse berdiri, merupakan masa perintisan yang berat. Penjualan sangat minim, diperkirakan hanya sekitar 100 pcs dalam setahun. Omzet per bulan kala itu hanya berkisar Rp8 juta hingga Rp10 juta. Penghasilan ini "cukup untuk sehari-hari," namun belum bisa dikatakan sebagai sebuah kesuksesan besar.


Gilang Akbar Febian Owner Jayrosse

Semua berubah pada tahun 2021, ketika Gilang dengan insting bisnisnya, melihat potensi pada platform media sosial yang saat itu sedang booming dan dipandang sebelah mata: TikTok.

"Saya orangnya suka dengan sesuatu yang baru. Makanya ketika saya ngelihat TikTok, itu mungkin orang sempat skeptis ngelihat ini sosial media isinya joget-joget doang. Cuman saya di sana ngelihat ini punya opportunity sosial media. Soalnya kalau kita main di Instagram, sudah terlalu banyak raksasa-raksasa yang melag sama Instagram waktu itu."

Gilang memutuskan untuk fokus penuh pada aktivasi konten organik di TikTok. Keputusan ini sangat tepat dan berbuah manis.

Lonjakan Omzet Eksponensial

Tahun 2021 menjadi tahun keajaiban bagi Jayrosse. Dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan TikTok, JOS rutin membuat konten yang menarik perhatian pasar.

"Dalam semalam itu kita bisa habis pernah di 500 [botol] awal-awal dalam semalam." Hasilnya? Omzet Jayrosse melompat secara dramatis:

  • 2020 (Awal Merintis): Rata-rata Rp8 juta - Rp10 juta per bulan.
  • 2021 (Momen TikTok): Langsung melonjak ke rata-rata Rp2 Miliar per bulan. Kenaikan ini didorong oleh konten organik di TikTok, tumbuh tanpa biaya ads dan lain-lain.
  • 2022: Omzet kembali naik, menyentuh Rp3 Miliar hingga Rp5 Miliar per bulan.
  • 2023: Sempat terjadi sedikit penurunan di angka Rp2 Miliar-an.
  • 2024 - 2025: Kembali stabil dan naik signifikan di angka Rp6 Miliar hingga Rp8 Miliar per bulan.

Kenaikan ini dicapai berkat digitalisasi dan kepekaan Gilang terhadap tren baru. Ia sudah aktif di TikTok sebelum fitur-fitur seperti TikTok Shop dan Live Shopping menjadi masif, sehingga JOS mendapatkan keuntungan first mover advantage. Kontennya viral di TikTok, dan pada awalnya, pembeli diarahkan ke marketplace lain seperti Shopee dan Tokopedia.

Hingga saat ini, dari awal berdiri, Jayrosse telah menjual lebih dari 1 Juta botol parfum.

Transformasi Operasional

Awalnya, Gilang melakukan segalanya sendiri: dari customer service, packing, hingga mengatur keuangan. "Awal sendiri. Jadi saya berikut customer service-nya, yang packing-nya saya, yang atur keuangan saya juga. Jadi awal-awal sendiri semuanya."


Gilang Akbar Febian Owner Jayrosse

Seiring pertumbuhan omzet yang fantastis, JOS juga berkembang menjadi perusahaan yang terstruktur. Kini, Gilang didukung oleh tim yang solid, dengan jumlah karyawan sekitar 70 orang. "Sekarang kurang lebih ada di 70 tim. Semoga setiap tahun kita nambah targetnya."

Filosofi dan Secret Sauce Sukses: Manifestasi, Keberanian, dan Relevansi

Di balik pencapaian omzet miliaran, Gilang memiliki filosofi bisnis dan kehidupan yang unik, berakar pada keyakinan diri yang sangat kuat.

1. The Power of Manifestation & Overconfidence

Gilang mengakui dirinya adalah orang yang overconfidence—percaya diri berlebihan. Namun, kepercayaan diri ini digunakan untuk memvisualisasikan masa depan yang ia inginkan. Ia menyebutnya manifestasi.

"Saya tuh orangnya overconfidence, Mas. Jadi kalau waktu saya dulu enggak punya uang, tapi saya tuh selalu yakin one day saya bakal punya itu." Salah satu kisah manifestasi Gilang yang paling menarik adalah keinginannya menjadi nasabah BCA Prioritas.

"Sebelum saya BCA Prioritas, Mas, saya tuh beli tempelan BCA Prioritas di Shopee. Udah itu saya tempel di kartu BCA saya gitu. Itu saya ngebayangin dan kecapekan [tercapai]."

Ia menuliskan daftar keinginan sederhananya: punya super car, jalan-jalan ke Eropa, dan menjadi nasabah priority di bank. Dengan keyakinan dan kerja keras yang konsisten, semua daftar itu kini telah tercapai. Ia percaya, ketika energi keyakinan sangat kuat, hal itu akan menuntun seseorang ke garis finish yang diinginkan.

2. Kunci Sukses: Relevansi Produk dan Marketing

Gilang menekankan bahwa kunci untuk bertahan di pasar yang ketat (red ocean) adalah dengan selalu relevan dalam dua aspek: produk dan marketing.

Relate secara Marketing: Pergerakan dunia digital yang sangat cepat, khususnya tren konten di sosial media, menciptakan tren dalam hitungan hari. Jika sebuah brand tidak cepat tanggap dan tidak relate secara marketing, maka brand tersebut bisa tenggelam atau ditinggalkan customer.


Gilang Akbar Febian Owner Jayrosse

“Gaya marketing Jeros tahun lalu sama sekarang beda. Soalnya market tadi kan beda kan.”

Relate secara Produk: JOS selalu aktif melakukan survei, riset, dan mendengarkan umpan balik customer tentang produk yang mereka sukai. Gilang percaya, meskipun sudah ada produk andalan (winning product), riset tidak boleh berhenti.

“Kalau kita selalu stay dengan produk itu doang, kita tenggelam lama-lama.”

3. Menjual Solusi dan Menciptakan Loyalitas

Inti dari bisnis Jayrosse adalah menjual solusi. JOS menawarkan kualitas wangi parfum kelas niche fragrance atau luxury fragrance—aroma yang mewah dan mahal—tetapi dijual dengan harga yang sangat terjangkau (ramah di kantong), sambil tetap fokus pada kualitas.

"Bisnis bisa bertahan lama tuh ketika kita ngasih solusi ke market."

Strategi ini berhasil menciptakan tingkat loyalitas customer yang luar biasa. Gilang mengungkapkan bahwa 50% hingga 60% penjualan JOS per bulannya adalah hasil dari repeat order (pembelian berulang).

"Satu orang itu kalau dia misalkan udah punya produk favoritnya, itu setiap 2 minggu sekali juga beli lagi. Kalau kita launching produk baru, mereka pasti beli lagi."

4. Prinsip Steve Jobs: Stay Hungry, Stay Foolish

Dalam memimpin dan mengembangkan bisnisnya, Gilang menjadikan prinsip Steve Jobs sebagai panutan: "Stay Hungry, Stay Foolish."

Stay Hungry (Selalu Lapar): Maksudnya adalah jangan pernah merasa puas. Bukan berarti tidak bersyukur, tetapi harus selalu memiliki dorongan untuk berkembang dan mencapai level yang lebih tinggi.

Stay Foolish (Selalu Bodoh): Maksudnya adalah selalu memposisikan diri untuk terus belajar. Menganggap diri sudah paling pintar atau paling hebat akan mematikan semangat belajar, padahal di dunia digital, tren hari ini bisa berbeda dengan besok.

"Lapar apa? Lapar akan ilmu... behavior customer itu harus kita pantau terus tiap hari."

Gilang sendiri adalah owner yang hands-on atau "turun ke lapangan" langsung. Ia memastikan proses pengambilan keputusan di JOS berjalan cepat (dinamis) dan efisien, menghindari terlalu banyak tahapan birokrasi, sehingga JOS bisa bergerak lebih cepat daripada kompetitor.

Menghadapi Risiko dan Rencana Masa Depan

Kesuksesan Jayrosse tidak lantas membuat Gilang berpuas diri. Ia mengakui, bisnis selalu melibatkan risiko (risk) dan keuntungan (profit), sebuah paket 50:50.

Titik Terendah dan Kekuatan Action

Gilang menyebut titik terendah dalam hidupnya adalah sebelum memulai Jayrosse, ketika ia mencoba beberapa bisnis dan selalu gagal. Keraguan muncul, membuatnya bertanya-tanya, "Apa saya enggak cocok ya jadi pengusaha?" Namun, ia kembali kepada makna kata "Pengusaha": segala sesuatu harus diusahakan.


Gilang Akbar Febian Owner Jayrosse

Di tengah tekanan red ocean industri parfum saat ini, tantangan terbesarnya adalah bagaimana JOS harus tetap stand out dan menjaga kepercayaan customer dari segi kualitas produk dan pelayanan.

"Dengan adanya nama besar itu, kita juga harus menjaga kepercayaan customer juga kan dari kualitas produk, kualitas pelayanan gitu-gitu."

Rencana Holding Perusahaan

Ke depan, Gilang tidak hanya ingin fokus pada satu brand. Ia berencana membangun sebuah holding perusahaan yang membawahi beberapa brand parfum.

Saat ini, JOS telah memiliki dua brand di kantornya: JOS (parfum untuk pria) dan PO (parfum untuk wanita). Rencana selanjutnya adalah ekspansi ke pasar yang lebih luas (B2A) dengan meluncurkan brand baru di segmen yang berbeda.

Pesan untuk Para Pengusaha Muda: Naik Kelas Versi Diri Sendiri

Gilang menutup kisahnya dengan pesan-pesan kunci bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis dan "naik kelas" dalam hidupnya:

  • Percaya Diri: Harus percaya dengan potensi yang dimiliki.
  • Konsisten dan Fokus: Tidak ada hasil besar yang didapat tanpa konsistensi.
  • Peka terhadap Peluang: Harus terus memantau pergerakan pasar.
  • Berani Action: "Ide itu enggak ada gunanya kalau kita enggak action."
  • Manfaatkan Media Sosial: Khususnya TikTok, karena dampaknya sangat powerful.
  • Restu Orang Tua: "Selalu minta restu orang tua karena doa mereka itu bisa ada keajaiban."

Dari modal Rp3 juta yang didapat dari menjual sepatu, hingga mengelola omzet miliaran rupiah, Gilang Akbar Febian telah membuktikan bahwa keberanian action di momen yang tepat adalah katalisator utama kesuksesan. Ia telah menemukan "naik kelas" versinya sendiri, dan kini, ia mengajak semua orang untuk menemukan versi mereka.

"Apa yang kamu pikirkan dengan penuh keyakinan, bisa kamu tarik ke dalam kenyataan."

Dari kisah Gilang, yang memulai Jayrosse hanya dengan modal Rp3 juta dan kini beromzet miliaran, apa faktor utama yang menurut Anda paling berperan dalam lompatan suksesnya? (Modal minim, overconfidence, atau kejelian melihat peluang TikTok?)

Tuliskan jawaban Anda di kolom komentar! Kami ingin tahu, apa langkah yang akan Anda ambil setelah membaca kisah inspiratif Gilang Akbar Febian ini?

Sumber : ch.ytb. Naik Kelas : Modal 3 Jutaan, Pengusaha Muda Sukses Bangun Bisnis Miliaran

Komentar