Merajut Tradisi, Menggeliatkan Ekonomi dari Desa Kreatif Tanggilingo Kambungu Kukisi


menteri ekraf disambut longgo

Gorontalo, Sore itu, suasana di halaman kantor desa Tanggilingo, Kecamatan Kabila Bonebolango,  begitu hidup. Udara yang lembap setelah sempat diguyur hujan tak sedikit pun menyurutkan semarak persiapan. Inilah jantung perhelatan, tempat para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Desa Tanggilingo memamerkan hasil olahan tangan mereka, aneka kue karawo dan kue tradisional khas Gorontalo lainnya. Aroma manis gurih dari kue-kue kering ini berpadu dengan semangat yang menguar, menyambut momen bersejarah: Pencanangan Desa Tanggilingo sebagai Desa Kreatif "Kambungu Kukisi" oleh Menteri Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sabtu (27/09/2025).


Kambungu Kukisi: Kampung Kue yang menjadi Pilot Project Desa Kreatif

Dipilihnya Desa Tanggilingo sebagai Pilot Project Desa Kreatif dengan nama unik "Kambungu Kukisi"—yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "Kampung Kue"—bukanlah tanpa alasan. Pusat perhatiannya adalah Kue Karawo, sebuah kudapan khas yang tak hanya memikat lidah dengan cita rasa manis dan gurihnya, tetapi juga menyimpan kisah inspiratif tentang pemberdayaan perempuan dan kemajuan ekonomi di desa ini.

kue karawo

Sejak tahun 1995, desa ini telah menjelma menjadi sentra industri rumahan yang memproduksi kue kering khas Gorontalo, dengan kue karawo sebagai primadona. Nama kue ini sendiri terinspirasi dari motif sulaman tangan Karawo, kerajinan tekstil legendaris Gorontalo, yang kemudian diadaptasi menjadi hiasan gula icing berwarna-warni yang rumit dan cantik di atas kue. Setiap keping Kue Karawo adalah cerminan dari ketelitian dan ketekunan tinggi, keterampilan yang mayoritas diwarisi dan dikerjakan oleh para perempuan Tanggilingo.

Kontribusi Signifikan Kue Karawo

Industri kue karawo di Desa Tanggilingo telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan ekonomi daerah. Bukti nyatanya terlihat jelas menjelang perayaan besar seperti Idul Fitri, di mana permintaan kue ini melonjak tajam. Para pelaku IKM di desa ini, yang sebagian besar adalah ibu-ibu rumah tangga, mampu memproduksi hingga 13.000 toples kue kering. Jangkauan pemasarannya pun tak main-main, tak hanya di Gorontalo, tetapi telah merambah ke berbagai daerah di Indonesia, menjadikannya oleh-oleh wajib.

Perjalanan Kue Karawo dari sebuah resep keluarga menjadi komoditas ekonomi yang mendunia adalah bukti nyata dari kekuatan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan inovasi. Dengan dukungan yang terus mengalir, Kambungu Kukisi dan para perempuan di dalamnya siap membawa Kue Karawo menjadi sentra produksi yang dikenal di seluruh dunia. Kue Karawo bukan hanya sekadar kudapan, melainkan sebuah cerita tentang tradisi, ketekunan, dan harapan. Ini adalah cerminan dari semangat wirausaha para perempuan Gorontalo yang berani bermimpi besar dan mewujudkannya, selangkah demi selangkah, dari dapur rumah mereka.

Prosesi Pencanangan yang Penuh Makna

Meskipun hujan sempat mengguyur, semangat para hadirin tak gentar. Bahkan, gerimis seolah menjadi saksi bisu betapa antusiasnya masyarakat Tanggilingo menyambut momen ini, apalagi mengingat kegiatan ini sempat tertunda untuk menyesuaikan dengan jadwal kunjungan Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya di Gorontalo.

menteri ekraf Teuku Riefky Harsya

Prosesi pencanangan diawali dengan penyambutan secara adat yang dilakukan oleh para pemangku adat setempat. Suara gendang dan langkah kaki rombongan Menteri Ekonomi Kreatif, Gubernur Gorontalo, dan Bupati Bonebolango diiringi oleh iring-iringan tarian longgo, sebuah tarian perang khas Gorontalo yang melambangkan penghormatan dan penyambutan. Barisan murid SD dengan wajah ceria mengantarkan langkah kaki rombongan menuju lokasi kegiatan, menambah nuansa kehangatan.

Setibanya di lokasi, para tamu dan undangan disuguhkan dengan tarian pembuka yang memesona oleh pelajar MTS 1 Bone bolango

kades Tanggilingo

Visi Desa Kreatif Kambungu Kukisi

Pencanangan Desa Tanggilingo sebagai Desa Kreatif Kambungu Kukisi memiliki tujuan strategis yang jelas dan terarah, yang semuanya bermuara pada penguatan sektor ekonomi kreatif di tingkat desa.

Tujuan utama dari pencanangan ini adalah:

1. Memperkuat Ekosistem Ekonomi Kreatif Daerah: Desa Kreatif ini akan menjadi pusat pengembangan dan promosi, khususnya di sektor kuliner, yang akan terintegrasi dengan sektor pariwisata.

2. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Pelaku Usaha: Melalui pelatihan, pendampingan, dan akses pasar, kegiatan ini ditujukan untuk memacu kreativitas dan inovasi para pelaku IKM serta wirausaha baru di pedesaan, memastikan produk mereka mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

3. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif dari Desa: Dengan menjadikan Kue Karawo sebagai produk unggulan yang memiliki nilai jual dan daya saing tinggi, desa ini diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

launching desa kreatif desa tanggilingo kambungu kukisi ditandai dengan pemukulan alat music tradisional Polopalo oleh menteri ekraf, gubernur, bupati beserta forkopimda.


desa kreatif Teuku Riefky Harsya

Desa Tanggilingo, melalui Kambungu Kukisi, kini telah resmi menapaki babak baru. Ia tidak lagi sekadar sebuah desa, tetapi sebuah entitas kreatif yang siap menyajikan kisah manis tentang Gorontalo kepada dunia, dibungkus dalam keindahan motif Kue Karawo yang tak tertandingi. Ini adalah langkah awal yang ambisius—melukis masa depan yang lebih cerah, seindah motif icing di atas kue kering kebanggaan mereka.

Keramaian di area booth IKM tetap menjadi daya tarik, di mana Menteri dan rombongan berkesempatan melihat langsung aneka ragam Kue Karawo dan kue tradisional lainnya, serta berinteraksi dengan para perajin. Interaksi ini menegaskan pentingnya keberpihakan pemerintah terhadap produk ekonomi kreatif lokal.

Dengan adanya dukungan ini, diharapkan "Kambungu Kukisi" desa Tanggilingo dapat terus berkembang dan menjadi sentra produksi kue karawo yang semakin mendunia.

Arief Arcomedia

Posting Komentar

0 Komentar